Selasa 01 Apr 2014 22:00 WIB

Berkat LCGC, Tumbuh Industri Komponen Baru

Pengunjung mengamati mobil Astra Daihatsu Ayla saat acara peluncurannya di Jakarta, Senin (9/9). Astra Daihatsu Ayla termasuk dalam Low Cost Green Car (LCGC), bermesin silinder 980-1200, dengan konsumsi bahan bakar 20 km per literPengunjung mengamati mobil
Foto: Antara
Pengunjung mengamati mobil Astra Daihatsu Ayla saat acara peluncurannya di Jakarta, Senin (9/9). Astra Daihatsu Ayla termasuk dalam Low Cost Green Car (LCGC), bermesin silinder 980-1200, dengan konsumsi bahan bakar 20 km per literPengunjung mengamati mobil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menperin menekankan pada 2015 mobil sejenis Mobil Murah dan Ramah Lingkungan (LCGC)  akan tetap mengisi pasar Indonesia apabila tidak diproduksi di dalam negeri. Kapasitas produksi LCGC saat ini mencapai 150.000 unit/tahun (10 persen dari total kapasitas produksi nasional).

Seiring pengembangan LCGC di tanah air, hingga saat ini sudah lima merek yang terlibat dalam proses produksinya yaitu Daihatsu dan Toyota (PT Astra Daihatsu Motor), Honda (PT Honda Prospect Motor), Suzuki (PT Suzuki Indonesia Motor), dan Datsun (PT Nissan Motor Indonesia) dengan total nilai investasi mendapai 6,5 miliar dolar AS.

Nilai investasi trsebut terdiri atas industri perakitan 3,5 miliar dolar AS dan industri komponen/pendukung tiga miliar dolar AS. "Program itu telah menyerap tenaga kerja bar dengan total sekitar 30.000 orang," kata Menperin.

Dengan perkembangan produksi LCGC, lanjut dia, saat ini telah tumbuh pabrik komponen baru dan perluasan sebanyak lebih dari 100 pabrik yang memproduksi komponen pendukung seperti motor penggerak, transmisi dan lain-lain. Ia menargetkan lima tahun ke depan, investor LCGC harus mencapai komponen lokal sebanyak 80 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement