REPUBLIKA.CO.ID,  TOKYO -- Balutan kain yang menutupi kepala hingga mata kaki memberi nuansa berbeda dalam hajatan Tokyo Fashion Week, belum lama ini. "Tidak ada batasan dalam dunia fesyen. Inilah busana Muslim, cara membalut tubuh tanpa kehilangan sisi elegan," kata desainer, Widiesta Dhari seperti dilansir AFP, Senin (24/3).

Dhari dengan label NurZahra menampilkan koleksi yang terinspirasi pakaian tradisional Turki yang dominan penggunaan kain dengan topi. Kombinasi itu membentuk siluet yang apik. "Apa yang saya tampilkan ini terinspirasi gaya tahun 60-an. Dimana dalam konteks busana Muslim, topi tersebut berfungsi sebagai jilbab," kata dia.

Dhira juga memperkenalkan koleksi busana Muslim khusus musim gugur dan dingin. Ia padukan katun dan sutra yang dikombinasikan gaya tradisional Jepang, Shibori dan Batik Indonesia.

Dhari menilai jilbab dan fesyen bukanlah hal yang bertolak-belakang. Sebaliknya, jilbab justru dapat menginspirasi banyak Muslimah untuk memadu-padankan dengan tren gaya terkini.

Tokyo Fashion Week, merupakan ajang bergengsi yang banyak menarik desainer ternama dunia untuk memperlihatkan koleksinya. Untuk tahun ini, sejumlah desainer Asia mempresentasikan busana Muslim.

Ikuti Whatsapp Channel Republika