Kamis 20 Mar 2014 19:13 WIB

Rusdi Kirana Masuk Bursa Cawapres Jokowi

Rep: Heri Ruslan/ Red: Hazliansyah
Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana menyapa wartawan sebelum mengikuti sesi pra konvensi dengan anggota Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat di Wisma Kodel, Jakarta, Kamis (29/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Setelah PDI Perjuangan mengusung Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden, sejumlah kalangan mulai membicarakan figur cawapres yang layak. 

Direktur Eksekutif Institute for Transformation Studies (Intrans), Andi Saiful Haq, mengungkapkan, ada beberapa nama potensial jadi cawapres Jokowi.

Figur cawapres yang dinilai layak mendampingi Jokowi itu antara lain; Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Ketua Bappilu Hanura Hary Tanoesoedibjo, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, kader muda Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita, Ketua KPK Abraham Samad, termasuk Wakil Ketua Umum DPP PKB Rusdi Kirana.

Rusdi Kirana dinilai  merupakan figur bersih dan ahli dalam bidang ekonomi dan hubungan luar negeri.

"Tapi yang penting adalah pendamping Jokowi harus mirip Ahok yang sedikit banyak dipunyai oleh Rusdi Kirana," ungkap Saiful Haq dalam diskusi "Siapa Figur Ideal Pendamping Jokowi?" Di Galeri Cafe, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Kamis, (20/3).

Menurut Saiful, Rusdi Kirana jago dalam bisnis. Terbukti dengan keberhasilannya mengembangkan Lion Air menjadi perusahaan yang disegani di dunia.

Selain itu, PDIP dan PKB punya romantisme masa lalu yang indah saat mengusung Megawati sebagai Wapres mendampingi Abdurrahman Wahid. "Jadi waktu itu poros tengah yang juga didukung PKB bisa memajukan Megawati," papar  Saiful Haq.

Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens merumuskan kriteria cawapres yang pantas mendampingi Jokowi. Yaitu, mempunyai sharing visi yang sama, bersih, jujur, tegas, berani, tipe pekerja, bukan pemikir dan ahli pidato, potensi didukung publik.

Soal Rusdi Kirana menjadi cawapres Jokowi, Boni Hargen menilai, sebagai wacana tak masalah. Namun dia pesimis hal itu akan terwujud.

Diakuinya, Rusdi Kirana relatif bersih. Namun partainya, PKB, disamakan publik dengan Partai Demokrat, yang belakangan mendapat citra buruk. "Ini yang tentu menjadi petimbangan PDIP apabila akan mengajak koalisi PKB," kata dia.

Jadi, kata Boni, PDIP akan mencari rekan koalisi yang sepenanggungan. "Akan sulit PDIP koalisi dengan partai yang pernah bergabung dengan pemerintah," sebut dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement