Selasa 18 Mar 2014 19:44 WIB

Jalan Kaki Rutin, Kurangi Resiko Osteoporosis

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Agung Sasongko
Pejalan kaki melintiasi trotoar di pinggir jalan Ibukota Jakarta (ilustrasi).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Pejalan kaki melintiasi trotoar di pinggir jalan Ibukota Jakarta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  SEMARANG—Kaum wanita yang telah memasuki masa menopause perlu mengenali sejak dini gejala- gejala osteoporosis. Sebab wanita yang fase kehidupannya telah memasuki masa menopause sangat dekat dengan gangguan kesehatan tulang tersebut.

 

Hal ini diungkapkan ahli medis RSI Sultan Agung Semarang, dr Hj Nur Anna C Sa’diyah SpPD, pada  lanjut usia (lansia) yang digelar Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, baru- baru ini. Menurut Anna, masa menopause pada wanita tidak dapat dihindari. Pada tahapan ini, biasanya ditandai dengan gejala psikis mudah cemas, tersinggung bahkan depresi.

 

Sementara pada ciri fisik ditandai dengan kulit dan kemaluan mengering, payudara mengecil serta osteoporosis. Dari sekian ciri yang dialami wanita saat menopause, yang paling sering dikeluhkan adalah oestoporosis, karena fase ini jamak dialami wanita pada usia 40-65 tahun.

 

“Sehingga kadar estrogen menurun dan mengganggu keseimbangan pembentukan dan penghancuran tulang,” tegasnya. Gejala oestoporosis, masih jelasnya, diawali dari rasa nyeri tulang belakang yang berlangsung dua sampai dengan enam pekan.

 

Karena rasa nyeri, otot mulai menegang dan pada akhirnya dapat mempengaruhi tulang hingga lama-lama menjadi bengkok.

 

Meski demikian, menurut Anna, oestoporosis pada wanita menopause ini bisa dicegah. Caranya dengan melakukan gaya hidup yang lebih baik. Misalnya konsumsi asupan kalsium yang cukup dari makanan, olah raga teratur yang sesuai dan hindari kebiasaan buruk seperti konsumsi alkohol dan merokok.

 

Khusus untuk olahraga, ia menganjurkan untuk melakukan olahraga yang minim resiko cidera. Seperti berjalan kaki dengan durasi waktu 20 hingga 30 menit, tiga kali sepekan.

Selain itu juga rutin melakukan pemeriksaan kepadatan tulang. “Baik pemeriksaan secara radiologis maupun ultrasonografis,” jelasnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement