REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menjelang Pemilu Legislatif 2014 sejumlah partai berlomba-lomba menyuguhkan iklan politik untuk menarik perhatian pemilih. Seperti Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan yang menyorot ketidakseriusan pemerintah mewujudkan kedaulatan dan ketahanan pangan.
Dalam iklan berdurasi sekira 60 detik itu digambarkan bahwa bahan pokok yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagian besar didatangkan dari luar negeri. Seperti Jagung dari India, Beras dari Vietnam, dan bahan pokok lainnya. Termasuk daging yang juga diimpor dari negara tetangga.
Iklan ini dinilai kreatif sebagai cerminan kondisi bangsa saat ini. Dimana kondisi ekonomi Indonesia masih sangat terpuruk, termasuk nasib para petani bahan pokok yang berpenghasilan kecil.
"Ini bukan sindiran, tapi memang realita. Sebenarnya masih banyak yang impor. Tapi perlu disikapi ini bagian dari kedaulatan pangan yang harus dijalankan," kata pengamat periklanan, Imam Brotoseno, saat dihubungi di Jakarta, Kamis (13/3).
Dia menambahkan, iklan tersebut sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa yang menginginkan adanya kedaulatan pangan, tanpa ada campur tangan negara lain untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat.
PDI Perjuangan kan mengacu tpada Bung Karno. Jadi sebenarnya itu memang sudah selaras dengan kondisi negeri ini. Iklan itu cerminan dari kondisi bangsa, kenyataan," ujarnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
