Rabu 12 Mar 2014 07:39 WIB

Hayono Anggap Pembangunan Belum Berpihak ke Nelayan

Hayono Isman

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Peserta konvensi capres Partai Demokrat Hayono Isman menyatakan, nelayan merpakan pekerjaan yang mulia dan bukan profesi kelas dua.

"Menjadi nelayan adalah pekerjaan mulia dan tinggi nilainya bagi kesejahteraan masyarakat. Ini bukan profesi kelas dua," kata Hayono dalam Debat Bernegara Capres Konvensi Partai Demokrat di  Ambon, Maluku, Selasa (12/3).

Karenanya, kata dia, negara dan pemerintah harus memberikan penghargaan yang tinggi bagi para nelayan. Khususnya atas dedikasi dan kontribusinya membangun bangsa melalui pemanfaatan potensi sumber daya kelautan yang ramah lingkungan.

Menurutnya, pemerintah sepatutnya melakukan berbagai langkah terobosan demi peningkatan kesejahteraan para nelayan. Baik melalui pemberian sarana dan armada penangkapan memadai mau pun fasilitas bantuan lain yang tidak memberatkan mereka.

Dia mengakui berbagai program pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang dilakukan pemerintah belum berpihak kepada nelayan. Karena kenyataannya kebanyakan nelayan belum sejahtera dan hidupnya berada di bawah garis kemiskinan.

"Padahal kontribusi para nelayan untuk membangun bangsa dan negara sangat besar. Nelayan kecil adalah lapisan masyarakat paling bawah yang harus diperhatikan nasib dan kesejahteraannya," kata anggota Komisi I DPR tersebut.

Hayono menyebutkan, sebagian besar masyarakat Maluku berprofesi sebagai nelayan. Ini karena dilatari kondisi geografis yang 93 persen wilayahnya merupakan lautan. Namun, mereka malah menjadi salah satu potret buram kemiskinan di Tanah Air.

"Buktinya Maluku saat ini menjadi salah satu provinsi termiskin. Tentunya kehidupan nelayan di Maluku juga miskin padahal potensi sumber daya alam kelautan dan perikanannya sangat besar dan seharusnya menjadi sumber utama untuk peningkatan kualitas dan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Dia menegaskan, pola pembangunan di Tanah Air tidak bisa disamaratakan. Karena membangun daerah seperti Maluku dengan karakteristik wilayah kepulauan jauh lebih sulit dan berat dibanding Jawa, Sumatra dan daerah lain yang merupakan daratan.

"Jadi perlu ada formula baru untuk membangun wilayah kepulauan. Sehingga kesejahteraan masyarakat yang umumnya berprofesi nelayan semakin meningkat dan menjadi nelayan-nelayan tangguh," paparnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement