Senin 10 Mar 2014 14:44 WIB

Langkah Kurangi Sampah Plastik

Sosialisasi pengurangan plastik sekali pakai di Jakarta.
Foto: Agung Fatma/Republika
Sosialisasi pengurangan plastik sekali pakai di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, Seberapa sering ajakan untuk mengurangi penggunaan kantung plastik Anda dengar?

Pada kenyataannya, tren penggunaan plastik memang terus meningkat. Berdasarkan data dari Balai Sentra Teknologi Polimer tren penggunaan plastik diprediksi meningkat, menggeser penggunaan kaca, metal, dan kertas. Hal ini terjadi karena plastik tergolong ringan, kuat, serta terjangkau harganya.

Peneliti dari BPPT Wawas Swathatafrijiah mengatakan, zaman yang makin modern membuat manusia tidak bisa terhindar dari plastik. Meski tergolong tidak seramah kaca atau kertas bagi lingkungan, plastik adalah kebutuhan hidup manusia masa kini.

Wawas mengatakan tingkat buangan plastik perlu dikurangi. Caranya melalui penggunaan ulang wadah plastik.

Misalnya, membawa wadah plastik sendiri dari rumah untuk menempatkan ikan, daging, ayam, serta jeroan yang dibeli di pasar swalayan atau tradisional. Setibanya di rumah bahan makanan lalu tinggal dimasukkan kulkas.

Kalau khawatir soal keamanannya, Wawas menegaskan plastik berisiko lebih besar pada kondisi panas. Migrasi (perpindahan zat kimia dari plastik ke makanan) akan lebih tinggi kadarnya jika dipakai untuk makanan panas ketimbang dingin. ''Gunakan plastik sesuai peruntukan,'' kata dia.

Pilih plastik dengan logo aman bagi makanan. Perhatikan tanda gelas dan garpu atau logo food grade atau food safe di bagian bawah wadah plastik.

Kalau bagian bawah wadah plastik memuat logo menyerupai bunga es, Wawas menilai langkah itu dimungkinkan saja untuk meyakinkan konsumen. Bahwa plastik itu aman di suhu rendah seperti kulkas.

Yang terpenting adalah mewadahi makanan dalam kemasan plastik yang memang dirancang aman untuk makanan. ''Namun, secara umum penggunaan plastik di suhu rendah (freezer) tidak masalah, selama tidak rusak atau pecah karena suhu dingin,'' ungkap Wawas.

Coba juga membungkus makanan dari restoran dengan wadah plastik milik sendiri. Selain mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, pemakaian styrofoam bisa dihindari. Memang Wawas menilai sudah banyak produsen styrofoam yang menggunakan bahan pengembang plastik menjadi foam yang aman.

Tetapi, proses produksi styrofoam yang belum baik berpotensi membahayakan kesehatan jika makanan panas diletakkan ke atasnya. Kandungan monomer stiren yang berbahaya bagi tubuh dalam styrofoam dapat turut terlepas lewat makanan berminyak, berlemak, atau mengandung alkohol, terlebih dalam keadaan panas. Migrasi pun bisa terjadi.

Menggunakan plastik sesuai peruntukan lagi-lagi menjadi kata kunci. Untuk wadah makanan, pilih plastik berlogo aman bagi makanan. Jangan gunakan wadah plastik dalam microwave kecuali memang dirancang aman untuk itu. Tandanya melalui gambar microwave di bagian bawah wadah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement