Senin 10 Mar 2014 12:07 WIB

Tokoh Muda Melejit

Survei bursa capres 2014
Foto: Antara
Survei bursa capres 2014

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilih pemula dalam Pemilu 2014 berharap pada tokoh-tokoh baru untuk menjadi pemimpin nasional. Pemilih pemula menjadi salah satu kelompok yang berpengaruh signifikan dalam setiap pemilu. Oleh karenanya, arah dukungan pemilih pemula selalu menjadi perhatian

"Para pemilih muda itu diasumsikan lebih memilih calon pemimpin dari tokoh muda itu sehingga mereka dimintai pandangannya atas sejumlah tokoh muda yang disebut-sebut berpotensi memimpin bangsa ini," kata Direktur Eksekutif Political Communication (Polcomm) Insitute, Heri Budianto, di Jakarta, Ahad (9/3).

Hasil survei lembaga itu menempatkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai tokoh muda potensial menjadi calon presiden (capres). Sedangkan, tokoh muda potensial menjadi calon wakil presiden (cawapres) adalah Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso. Responden dalam survei itu adalah pemilih pemula.

Dari survei itu terungkap, Jokowi dipilih oleh 22,9 persen responden untuk menjadi presiden, sedangkan Priyo menempati urutan kedua dengan perolehan sebesar 16,3 persen. Nama tokoh lain yang terjaring dalam survei itu adalah Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Ali Masykur Musa yang mendapatkan 10,1 persen suara responden.

Priyo juga menempati posisi teratas untuk cawapres potensial dengan perolehan 18,9 persen, sedangkan Ali Masykur Musa 12,1 persen. "Dalam hasil survei ini, pemilih muda lebih menginginkan Jokowi sebagai capres sedangkan Priyo teratas untuk cawapres," Kata Heri Budianto.

Pakar komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, mengatakan Jokowi lebih baik menyelesaikan permasalahan Jakarta daripada mencalonkan diri menjadi presiden. "Jokowi punya hak sebagai warga negara, namun warga Jakarta juga berhak menuntut Jokowi untuk menyelesaikan janjinya," kata Hendri, kemarin.

Hendri mengatakan, keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menunda penetapan capres Jokowi cukup tepat. Ini karena Megawati pernah memimpin negara, sehingga tahu betul syarat sebagai presiden. Hendri memperkirakan Megawati mempertimbangkan efek baik dan buruknya pencapresan Jokowi karena jika salah melangkah akan berdampak terhadap partai.

Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Ramadhan Isa mengatakan, kepemimpinan Jokowi sebagai Gubernur DKI akan lebih membawa dampak perubahan positif."Jika Jokowi meninggalkan jabatan Gubernur maka masyarakat Jakarta akan kecewa," ujarnya. Pasangan Jokowi-Ahok dalam memimpin Jakarta mulai memberikan perubahan meskipun masih butuh waktu untuk mengatasi permasalahan lainnya.

Dari data yang dirilis Komisi Pemilihan Umum (KPU), total pemilih yang telah terdaftar untuk Pemilu 2014 adalah sebanyak 186.612.255 orang penduduk Indonesia. Dari jumlah tersebut 20 hingga 30 persen adalah pemilih pemula, yakni kelompok usia yang baru pertama kali akan menggunakan hak pilihnya.

Meski begitu, hasil studi Lembaga Peduli Remaja (LPR) Kriya Mandiri Solo pada 2009 menunjukkan, potensi golput pemilih pemula cukup tinggi. Dari 340 responden yang dipilih secara acak dari 10 SMA dan SMK di Solo, hanya 21,49 persen yang menyatakan siap memberikan suara. Sisanya berpotensi golput.

Hasil survei juga menunjukkan 67,55 persen pemilih pemula belum mengetahui secara persis tahapan dan sistem pemilu. Sebanyak 76,40 persen bahkan mengaku tidak tahu jumlah kontestan partai politik. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat ketertarikan pemilih pemula untuk berpartisipasi pada pemilu masih sangat rendah.n antara ed: m ikhsan shiddieqy

Informasi dan berita selengkapnya bisa dibaca di Republika, terimakasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement