Kamis 06 Mar 2014 20:50 WIB

Dalam Pernikahan, Hal-Hal Ini Tak Selalu Benar

Mempertahankan kemesraan suami istri/ilustrasi
Foto: true-love.in
Mempertahankan kemesraan suami istri/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Pernikahan tak selalu dipenuhi kebahagiaan. Karena itu suami dan istri harus selalu mencari jalan untuk mencapai kebahagiaan dalam berumah tangga.

Dalam pernikahan pun ada sejumlah tindakan yang dianggap tidak boleh dilakukan suami istri. Apakah itu betul?

Seperti suami atau istri pun dilarang pergi tidur dalam keadaan marah. Padahal ketika tubuh sudah letih, emosi biasanya memuncak. Solusi dari apa yang dipertengkarkan pun belum tentu didapat.

Ketika itu terjadi, Elizabeth Lombardo seorang psikolog, menyarankan suami dan istri setuju untuk tidak setuju secara sementara. Istirahat dan tidurlah dengan tenang. Kemudian bahas kembali masalah setelah tubuh segar usai tidur.

Apa lagi hal-hal yang kerap dipandang harus dilakukan dalam rumah tangga. Dan, apakah itu betul?

1. Selalu jujur 100 persen.

Dalam pernikahan, kesepakatan untuk selalu berkata yang sesungguhnya mungkin bukan kebijakan yang paling baik. Sebagai contoh, suami atau istri tidak selalu perlu tahu tentang kisah cinta masa lalu pasangannya. Cerita tersebut menimbulkan perasaan sedang dibanding-bandingkan. Dan, ketika perasaan seperti itu muncul selalu ada yang merasa kalah. Intinya, pasangan perlu selalu bersikap sopan dan memikirkan perasaan pasangannya.

2. Jangan pernah berlibur tanpa satu sama lain.

Jika memiliki waktu berlibur dari pekerjaan, pasangan secara alami memilih menghabiskannya dengan pasangannya juga. Masalahnya, apa yang dianggap sebagai liburan ideal tak selalu didefinisikan sama antara suami dan istri. Bagi istri liburan ideal adalah berbelanja di Singapura. Sedang suami selalu mau liburan sambil naik gunung.

Suami dan istri tidak selalu harus menjadi segalanya bagi satu sama lain. Itu tidak realistis. Kadang, istri butuh berlibur ke spa. Seperti suami yang butuh pergi menonton pertandingan sepak bola. Pastikan saja suami dan istri masih menyempatkan diri berlibur bersama. Dan tidak setiap masa libur dihabiskan sendiri-sendiri.

3. Pertengkaran akan berujung pada perceraian.

Sebenarnya, pasangan yang tidak pernah bertengkar lebih besar kecenderungannya untuk berpisah. Suami dan istri perlu selalu mencari cara untuk menyelesaikan masalah secara sehat. Artinya, penyelesaian masalah dilakukan tanpa memaki atau menyalahkan satu sama lain. Berkomitmen sama dengan menghargai perbedaan dengan cara baik-baik. Bukan dengan kata-kata kasar.

4. Anak adalah yang utama.

Kadang orang tua mengenyampingkan hubungannya demi menjadi orang tua yang baik. Cara itu namun tidak tepat. Memastikan relasi antara suami dan istri sebagai prioritas tidak hanya baik bagi satu sama lain, tapi juga bagi anak-anak. Mereka pasalnya perlu melihat orang tuanya memiliki kuasa dan akan merasa lebih aman bersama orang tua yang memiliki hubungan yang saling mencintai.

Orang tua pun disarankan menciptakan waktu khusus yang tidak menyangkut membahas urusan keuangan atau anak-anak. Lakukan aktivitas yang menyenangkan satu sama lain.

sumber : Womans Day
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement