Kamis 27 Feb 2014 14:36 WIB

Bidikmisi Potong Mata Rantai Kemiskinan

Rep: Esthi Maharani/ Red: Muhammad Hafil
Beasiswa Bidik Misi
Beasiswa Bidik Misi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh menyakini orang-orang yang berasal dari keluarga miskin bisa mengeyam pendidikan tinggi. Mereka juga bisa memotong mata rantai kemiskinan di masa depan.

Karena itu, ia mempunyai harapan program beasiswa Bidikmisi yang diluncurkan sejak 2010 bisa menjadi jalan bagi para keluarga miskin yang memiliki anak berprestasi dan kemampuan akademik yang memadai.

“Dengan kebijakan itu, pandangan bahwa orang miskin tidak bisa kuliah kita patahkan. Anak miskin bisa kuliah, anak miskin harus kuliah. Bidikmisi jawabannya. Kita ingin hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Hasilnya pun telah Nampak,” katanya dalam acara silaturahim Presiden RI dengan mahasiswa Bidikmisi tahun 2014, Kamis (27/2).

Ia mengatakan hasil program beasiswa tersebut sudah nyata. Pada 2007 tercatat hanya 1,4 persen mahasiswa di tanah air yang berasal dari keluarga tidak mampu. Angka tersebut naik pada 2014 menjadi 4,7 persen. Diharapkan 5 tahun mendatang, persentasenya bisa mencapai 15 persen.

Mendikbud pun menegaskan anak keluarga miskin tidak perlu khawatir tidak kebagian beasiswa jika pemerintahan berganti. Sebab, program tersebut sudah diperkuat dalam UU yang menyebutkan setiap perguruan tinggi harus menyediakan 20 persen tempat bagi mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu, daerah tertinggal, dan daerah terluar.

“Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi tanggung negara. Kita ingin memastikan jangan sampai ada anak yang memiliki kemampuan akademik tetapi tidak bisa kuliah karena alasan biaya,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement