Jumat 24 Jan 2014 04:07 WIB

Siapa Bilang Mobil Elektrik Ramah Lingkungan?

Rep: Satya Festiani/ Red: Julkifli Marbun
BMW dan Toyota menggarap mobil super bermesin hibrida.
Foto: motoring.com
BMW dan Toyota menggarap mobil super bermesin hibrida.

REPUBLIKA.CO.ID, NORTH CAROLINA – Riset terbaru yang diterbitkan di Jurnal Teknologi dan Lingkungan menemukan bahwa mobil hibrida dan listrik tidak mengurangi emisi gas secara drastis di AS. Penulis riset tersebut mengatakan bahwa kendaraan tersebut berkontribusi sebesar 20 persen dari total karbon dioksida di udara.

Riset yang dilakukan oleh Universitas North Carolina tersebut juga menemukan bahwa mobil elektrik memang mengeluarkan sedikit polusi, tetapi pembangkit tenaga listrik yang memproduksi energi tersebut mengeluarkan lebih banyak polusi.

Namun, Ketua Riset, Joseph Decarolis, mengatakan pada The Verge pada Kamis (23/1) bahwa pada 2050, sebanyak 40 persen mobil di AS adalah mobil hibrida dan listrik. Kendati demikian, para peneliti tidak melihat adanya pengurangan emisi yang signifikan.

Ia menegaskan bahwa riset tersebut tidak bermaksud untuk mengurangi minat masyarakat membeli mobil listrik. Mobil listrik dapat mengurangi ketergantungan negara pada minyak serta memperbaiki kualitas udara.

Ia juga menekankan bahwa isu ke depan adalah emisi yang diasosiasikan dengan listrik yang dikonsumsi oleh mobil listrik plug-in.

“Jika mobil listrik baik untuk lingkungan, itu karena bagaimana kita menghasilkan listrik untuk mobil tersebut,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement