Rabu 22 Jan 2014 08:31 WIB
Penerimaan Investasi

Realisasi Investasi Melebihi Target

Proyek infrastruktur bisa dijadikan lahan investasi
Proyek infrastruktur bisa dijadikan lahan investasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Realisasi penanaman modal sepanjang 2013 melebihi target yang ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) 2010-2014. Total investasi mencapai Rp 398,6 triliun dari target 390,3 persen.

Kepala BKPM Mahendra Siregar mengatakan, perolehan investasi tersebut meningkat 27,3 persen dari tahun sebelumnya. Penanaman modal dalam negeri (PMDN) tumbuh paling tinggi hingga 39 persen menjadi Rp 128,2 triliun. “Kenaikan ini menjadikan kontribusi PMDN meningkat menjadi 32,2 persen. Padahal, sebelumnya kontribusi PMDN hanya 29,4 persen,” katanya, Selasa (21/1).

Sementara itu, pertumbuhan penanaman modal asing (PMA) hanya meningkat 22,4 persen. Namun, nominalnya masih lebih tinggi daripada PMDN yang mencapai Rp 270,4 triliun. PMA didominasi oleh sektor pertambangan dengan jumlah investasi sebesar 4,8 juta dolar AS. Sektor kedua yang mendominasi adalah industri alat angkutan dan transportasi dengan total nilai 3,7 juta dolar AS.

Sedangkan, sektor listrik, gas, dan air masih mendominasi investasi PMDN dengan porsi 20,2 persen atau mencapai Rp 25,8 triliun. Disusul dengan pertambangan sebesar 14,6 persen atau mencapai Rp 18,8 triliun. “Investasi di listrik dan air bagus karena masuk sektor infrastruktur. Memang kami harap dan coba fasilitasi seluas mungkin. Pada gilirannya akan memberikan banyak efek, termasuk penyerapan tenaga kerja,” katanya.

Pulau Jawa masih mendominasi investasi, baik dari dalam negeri maupun asing. Jawa Timur mendominasi PMDN sedangkan PMA terbanyak diinvestasikan di Jawa Barat. Menurut Mahendra, penanaman modal di lokasi tertentu sesuai dengan distribusinya. “Pulau Jawa memiliki investasi lebih besar karena penduduknya besar,” ujarnya.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyambut baik pencapaian tersebut. Selain realisasi investasi yang melebihi target, aspek lain yang diapresiasinya adalah besarnya porsi realisasi investasi baru hingga mencapai 63 persen. “Biasanya investasi lama yang banyak melakukan realisasi. Ini menunjukkan tren investor yang menempatkan Indonesia sebagai basis produksi,” ujarnya.

Hatta optimistis, investasi akan terus meningkat pada tahun-tahun ke depan. Pemerintah, menurutnya, telah berkomunikasi dengan pengusaha dalam negeri yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) maupun Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) untuk tetap berinvestasi pada tahun politik ini.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan, untuk meningkatkan investasi, para pengusaha harus bisa memperlebar daya saing dan kemampuan. Dengan demikian, Indonesia mampu menghadapi perekonomian yang semakin terbuka. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama serta pembagian peran antara pemerintah dan pengusaha.

Pemerintah, baik pusat maupun daerah, bertugas untuk menyelesaikan dari sisi aturan. Sedangkan, pengusaha bertugas untuk meningkatkan daya saing dengan pengusaha dari negara lain. “Kalau dunia usaha makin kompetitif, tantangan adanya masyarakat ekonomi ASEAN atau organisasi perdagangan dunia (WTO) tidak perlu dikhawatirkan,” katanya. n satya festiani/friska yolandha/esthi maharani/muhammad iqbal ed: fitria andayani

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement