Selasa 21 Jan 2014 05:47 WIB
Pengungsi Korban Banjir

Menghibur Pengungsi di Halte Transjakarta

 Sejumlah pengungsi korban banjir, masih bertahan di tempat pengungsian di Gedung Olahraga Jakarta Timur, Jalan Otista Raya, Jakarta, Sabtu (18/1). (Republika/Prayogi)
Sejumlah pengungsi korban banjir, masih bertahan di tempat pengungsian di Gedung Olahraga Jakarta Timur, Jalan Otista Raya, Jakarta, Sabtu (18/1). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh Andi Nur Aminah

Berbagi keceriaan dapat dilakukan kapan pun dan di manapun. Tak melihat tempat, bahkan cukup dengan memanfaatkan sebidang ruangan halte Transjakarta pun, keceriaan itu bisa diwujudkan.

Seperti halnya aktivitas trauma healing berupa Sekolah Ceria yang dilakukan para relawan Dompet Dhuafa (DD) di halte Transjakarta Jembatan Baru, Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Ahad, (19/1).

Halte yang berada di seberang posko pengungsian di Jalan Outer Ring Road Pasar Sentra Kaki 5 DWA, Rawa Buaya, ini sudah beberapa hari tidak beroperasi lantaran banjir yang masih menggenang. Sebagian warga setempat terdampak banjir pun mengungsi di sana.

“Ada sekitar 25 anak-anak pengungsi yang ikut. Mereka kami ajak bermain untuk menghilangkan penat saat mengungsi,” terang Tanti, salah seorang relawan, Senin (20/1).

 

Hadirnya kegiatan Sekolah Ceria membuat Alya (6 tahun), anak pengungsi di Rawa Buaya, merasa senang. Siswa taman kanak-kanak ini pun masih bisa bermain meski berada dalam kondisi serbaterbatas. “Senang, bisa main sama kakak-kakak dan teman-teman yang lain,” jelasnya.

Manajer Sustainable Development DD Nugroho Indra Warman mengatakan, dengan adanya Sekolah Ceria ini, diharapkan dapat mengalihkan perhatian anak-anak untuk tidak bermain di tempat-tempat yang kurang bersih serta genangan air yang rentan sebagai sumber penyakit. 

“Selain terhibur, efek psikososial yang ditimbulkan adalah kenyamanan buat mereka dengan merasa bahwa mereka tidak sendiri, banyak teman baru yang tadinya mereka tidak saling kenal sebelumnya,” ujar Nugroho.

Program Sekolah Ceria ini hampir dilakukan di semua posko banjir DD, dibantu oleh para relawan. Kegiatan Sekolah Ceria seperti yang ada di halte Rawa Buaya ini tersebar di lima titik. Di antaranya, kawasan Pasar Minggu, Tebet, Cawang, dan Babelan.

Selain Sekolah Ceria, aktivitas lain yang dilakukan relawan DD, menurutnya, adalah evakuasi korban, dapur umum, aksi bersih-bersih, dan aksi layanan sehat. Hingga kini, sekitar 12.014 jiwa penerima manfaat bencana banjir Jakarta yang telah terlayani.

Terkait banjir yang menerjang Jakarta dan sekitarnya sejak Ahad (12/1), DMC Dompet Dhuafa telah menurunkan bantuan di beberapa titik banjir. Pada hari yang sama, mereka membuka beberapa posko penanganan bencana banjir di 10 lokasi, yakni posko Kramat Jati, Cawang (belakang RS Budi Asih), Jakarta Timur; Margahayu, Bekasi Timur; Masjid Al Hikmah Bukit Cengkeh 2, Depok, Bukit Duri, Jakarta Selatan, Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan, Jati Asih, Bekasi, Rawa Buaya, Jakarta Barat, Kampung Pulo, Jakarta Timur, Muara Gembong, Bekasi, dan Kedoya, Jakarta Barat.

Setelah banjir surut, biasanya dilakukan aksi bersih-bersih untuk membersihkan jalanan, selokan, dan sungai. Penanganan pascabencana tak luput menjadi perhatian DMC Dompet Dhuafa. “Justru, saat-saat setelah atau pemulihan itu yang paling penting karena tidak banyak yang beraksi di situ,” ujar Nugroho. n ed: wulan tunjung palupi 

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement