Sabtu 18 Jan 2014 09:06 WIB

10 Strategi Mengelola Amarah (1)

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Dewi Mardiani
Marah (ilustrasi)
Foto: SPLASHLIFE.COM
Marah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Marah adalah emosi normal yang dialami setiap orang. Setiap orang juga mengalami berbagai level kemarahan, namun sebagian besar tetap di kisaran normal. Kemarahan dalam cara yang aresif bisa menimbulkan masalah tambahan di belakangnya.

ROLers, berikut beberapa teknik untuk mengelola amarah tanpa menggunakan obat-obatan, dilansir dari Syimptomfind, kemarin.

1. Jalan kaki

Marah bisa menyebabkan denyut jantung Anda naik dan meningkatkan tekanan darah Anda. Ini menyebabkan lonjakan adrenalin dan hormon energi lainnya. Berjalan kaki atau menghitung sampai 10 akan membalikkan efek-efek fisiologis dan biologis. Berkonsentrasi, mengambil napas dalam-dalam dan menghembuskannya. Ketika Anda merasa mulai tenang, maka biarkan tubuh Anda rileks dan fokus pada langkah berikutnya.

2. Perhatikan gejala marah

Kemarahan tidak muncul begitu saja, namun Anda bisa mengetahui tanda-tanda jika Anda berpotensi marah. Pada saat Anda sadar untuk itu, maka Anda harus tetap mengontrolnya dengan baik. Belajarlah untuk mengenali gejala-gejala fisik Anda jika akan marah, misalnya jantung berdenyut, jari kesemutan, wajah meemrah, atau napas menggebu. Setelah itu, Anda harus mengambil langkah dini untuk mengelola kemarahan Anda sebelum meningkat ke level berikutnya.

3. Olah raga

Ketika Anda merasa bahwa kemarahan Anda berdidih, maka Anda bisa keluar untuk berlari atau berolah raga. Ini tidak hanya akan membuat Anda menghindari situasi lanjutan, namun olah raga merupakan cara bagi tubuh Anda untuk melepaskan energi terpendam dan emosi negatif yang Anda simpan.

Olah raga juga merangsang produksi zat kimia dalam otak yang bertanggung jawab untuk menenangkan tubuh dan meningkatkan suasana hati Anda. Pergilah untuk jogging, lari di tempat, dan latihan tinju di gym.

4. Kendalikan nada bicara

Sering kali keterampilan komunikasi yang buruk menyebabkan konfrontasi dan menyebabkan perselisihan sehingga menyebabkan kesalahpahaman. Jagalah ucapan Anda ketika marah, sebab jika tidak, Anda akan menyesal dan terus merasa bersalah dengan apa yang Anda ucapkan ketika marah.

Cobalah ekspresikan marah Anda dalam kata-kata yang jelas dan tenang, hindari berteriak dan menggantung kata-kata Anda. Jangan melompat ke kesimpulan atau berbicara tanpa memikirkannya terlebih dulu. Jangan menjadi konfrontatif dan lewati semua dengan situasi yang tenang.

5. Jangan fokus pada hal negatif

Carilah hal sederhana untuk memperbaiki situasi daripada meningkatkan level kemarahan Anda. Misalnya, jika anak Anda terus merengek karena lapar, sedangkan Anda masih membersihkan rumah dan belum memasak, maka tawari anak Anda untuk memakan makanan ringan sampai makanan selesai dimasak. Marah tidak akan memecahkan masalah, namun bisa menyebabkan kondisi lebih buruk lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement