Jumat 17 Jan 2014 11:16 WIB

Tata Motor Ubah Strategi Penjualan Mobil

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Joko Sadewo
 Jajaran direksi  PT Tata Motors Indonesia berpose bersama di samping mobil Tata Strome bermesin diesel 2.200 cc   saat peluncurannya di Jakarta, Selasa (10/9).    (Republika/Amin Madani)
Jajaran direksi PT Tata Motors Indonesia berpose bersama di samping mobil Tata Strome bermesin diesel 2.200 cc saat peluncurannya di Jakarta, Selasa (10/9). (Republika/Amin Madani)

REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI - Mobil dengan harga terjangkau bukan lagi menjadi daya tarik konsumen. Konsumen kini  makin selektif memilih mobil. Alhasil, produsen mobil asal India, Tata Motor. kini meluncurkan strategi baru dalam penjualan yakni mengandalkan fitur trendi.

Dilansir dari Nikkei Asian Review, Senin lalu, Tata Motor memperkenalkan seri terbarunya yakni Twist Nano. Mobil dengan segmen anak muda ini dilengkapi dengan tenaga listrik.

Mobil terbaru ini dibanderol seharga 240.000 rupee ( atau 4.238 Dollar atau Rp 46,6 juta), jauh lebih tinggi dari harga mobil Nano yang dijual seharga 100.000 rupee. Namun, harga mobil ini lebih murah dibandingkan Alto dari Maruti Suzuki , yang menjual lebih dari 300.000 rupee .

Tata Motor sempat menghebohkan dunia dengan meluncurkan Nano pada tahun 2009. Harga Nano yang relatif sangat murah menjadi berita utama di seluruh dunia. Namun, setelah lima tahun produk itu dipasarkan, penjualan Nano cenderung stagnan. Penjualan hanya sekitar 240 ribu unit per tahun.

Kurang berhasilnya penjualan Nano ini disebabkan banyak kendala.Inflasi dan perlambatan ekonomi India tahun 2011 turut mempengaruhi pendapatan masyarakat menengah ke bawah di India. Padahal, kelompok ini merupakan segemen pasar Tata Nano.

Akhir-akhir ini, masyarakat di pedesaan India juga semakin hati-hati memilih jenis dan model mobil. Menurut seorang pejabat di outlet Maruti Suzuki, orang-orang baru memesan kendaraan setelah membandingkan fitur dan performa di internet. Menurutnya, konsumen di India tumbuh lebih mobil cerdas , sehingga strategi produk fokus hanya pada harga rendah cenderung tidak berhasil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement