Ahad 29 Dec 2013 14:03 WIB

Ini Akibatnya Bila Anggap Remeh Diabetes

Mengukur kadar gula darah pada penderita diabetes
Mengukur kadar gula darah pada penderita diabetes

REPUBLIKA.CO.ID, Keberhasilan upaya pengendalian diabetes mellitus (DM) ditandai oleh normalnya kadar gula darah. Jika ini bisa terus dipertahankan, seorang diabetesi tak ubahnya seperti orang sehat lainnya. Tapi sebaliknya jika ia tak berusaha mengendalikan kadar gula darahnya, maka besar kemungkinan di kemudian hari ia akan mengalami komplikasi. ''Ibarat got yang dialiri air bersih, ia akan tetap bersih. Tapi kalau ada lumpur yang ikut terbawa air, tidak mustahil lumpurnya akan mengendap dan lama-kelamaan menyumbat saluran airnya,'' tutur dokter Asep Saeful Rohmat SpPD, spesialis penyakit dalam RS Pusat Pertamina, Jakarta. 

Dalam kasus DM, kadar gula darah yang tinggi menyebabkan darah menjadi kental dan mengakibatkan aliran darah menjadi lambat. Hal ini memungkinkan menempelnya penyakit pada dinding pembuluh darah. Tingginya kadar gula darah juga bisa mengganggu suplai glukosa dan oksigen ke jaringan tubuh. Akibatnya, organ-organ tubuh yang tidak mendapatkan cukup glukosa dan oksigen akan mengalami kelumpuhan atau bahkan mati. Terganggunya suplai oksigen ke otak misalnya, bisa mengakibatkan stroke. 

''Sel otak akan mati atau lumpuh jika kekurangan oksigen. Lumpuhnya bisa sementara atau bahkan menetap. Inilah yang membuat orang hilang penglihatan, penglihatan dobel, kesemutan separuh wajah, seputar bibir, pelo ketika berbicara, dan kejang,'' ungkap dokter Wid Patria SpS, spesialis syaraf yang juga menjadi pembicara dalam simposium itu. Selain stroke, DM juga bisa memunculkan komplikasi lain seperti: kebutaan, jantung koroner, dan penyakit ginjal kronik. 

Bila telah terjadi komplikasi usaha untuk menyembuhkannya biasanya amat sulit. Kerusakan umumnya akan menetap. Untuk itu sangat penting menjaga agar jangan sampai terjadi kecacatan lebih lanjut. Caranya, penderita harus melakukan pemeriksaan berkali-kali terhadap mata (6-12 bulan sekali), foto thoraks setiap 1-2 tahun, pemeriksaan jantung dengan EKG (elektro kardiografi) setiap tahun atau jika ada keluhan, pemeriksaan urin setiap tiga bulan, dan pemeriksaan secara berkala untuk perawatan kaki. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement