Selasa 17 Dec 2013 05:41 WIB
Politik Ukraina

UE Berhenti Bahas Ukraina

Anggota parlemen Ukraina berkelahi saat sidang pertama anggota parlemen yang baru terpilih di Kiev, Ukraina, Kamis (13/12). (AP/Sergei Chuzavkov)
Anggota parlemen Ukraina berkelahi saat sidang pertama anggota parlemen yang baru terpilih di Kiev, Ukraina, Kamis (13/12). (AP/Sergei Chuzavkov)

REPUBLIKA.CO.ID,  EROPA — Sikap lamban Pemerintah Ukraina membuat Uni Eropa (UE) jengkel. Akibatnya, blok yang menyatukan 27 negara Eropa itu pun menghentikan pembahasan mengenai perjanjian kerja sama dan perdagangan dengan Ukraina. 

Kepala Perluasan UE, Stefan Fuele, dalam pernyataan melalui akun Twitter, Ahad (15/12), mengatakan, Pemerintah Ukraina tidak memiliki komitmen yang jelas untuk menyepakati perjanjian dengan UE. Fuele mengaku telah memberitahukan hal ini kepada Deputi Pertama Perdana Menteri Ukraina, Serhiy Arbuzov.

“Saya katakan bahwa UE akan mendiskusikan perjanjian dagang itu jika Pemerintah Ukraina menunjukkan komitmen untuk menandatanganinya,” ujar Fuele, seperti dilansir laman Aljazirah, Senin (16/12).  Sejauh ini, Fuele melanjutkan, pihaknya belum melihat komitmen tersebut. “Sehingga, pembahasan pun dihentikan.”

Meski demikian, masalah Ukraina tetap menjadi pembicaraan para menteri luar negeri UE yang melakukan pertemuan di Brussels, Senin (16/12). Mereka menegaskan, pintu masih terbuka bagi Ukraina untuk menandatangani perjanjian dengan UE. Namun, mereka menyesalkan sikap Presiden Ukraina Viktor Yanukovych yang tidak jelas dan cenderung mengulur-ulur waktu.

Sebelumnya, Yanukovych mengaku di bawah tekanan Pemerintah Rusia sehingga ia menolak menandatangani perjanjian dagang dengan UE. 

Dari Kiev dilaporkan, Senator AS John McCain dan Christopher Murphy bertemu dengan Presiden Yanukovych, Ahad. Didorong oleh keprihatinan atas situasi di Ukraina, McCain terbang ke Kiev untuk menemui para petinggi negeri itu.

Tak hanya bertemu para pejabat, McCain menyempatkan diri menyapa para demonstran pro-UE yang menyemut di Lapangan Kemerdekaan. Di depan para demonstran, McCain yang antara lain didampingi tokoh oposisi sekaligus juara dunia tinju kelas berat, Vitali Klitschko, memuji aksi para pengunjuk rasa. Ia pun meminta demonstran untuk tetap berunjuk rasa secara damai. 

“Meski terjadi kekerasan terhadap kalian di lapangan ini, tetaplah melakukan aksi protes secara damai demi mencapai perubahan yang kalian inginkan,” ujar McCain.

Senator dari Partai Republik itu pun menekankan bahwa apa yang diperjuangkan demonstran, yakni bergabung dengan UE, merupakan sesuatu yang tepat. “Ukraina akan membuat Eropa lebih baik. Eropa juga akan membuat Ukraina lebih baik. Jadi, rakyat Ukraina, inilah saatnya bagi kalian untuk berjuang demi masa depan Ukraina bersama Eropa,” kata McCain berapi-api.

McCain bukanlah tokoh asing pertama yang menunjukkan solidaritasnya kepada para demonstran pro-UE di Lapangan Kemerdekaan. Sebelumnya, sejumlah tokoh Eropa dan AS telah melakukan hal serupa. Di antaranya, Kepala Kebijakan Luar Negeri Eropa Catherine Ashton, Menlu Jerman Guido Westerwelle, dan Asisten Menlu AS untuk Masalah Eropa dan Eurasia Victoria Nuland. Bahkan, beberapa hari lalu, AS mengancam menjatuhkan sanksi kepada Ukraina menyusul terjadinya aksi kekerasan yang dilakukan aparat keamanan terhadap demonstran.

Selain itu, di bawah cuaca sangat dingin, demonstrasi damai yang digalang sekitar 200 ribu massa masih berlangsung di Lapangan Kemerdekaan. Bahkan, mereka berencana menggelar unjuk rasa lebih besar lagi ketika Yanukovych melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, pekan depan. Demonstran yakin, tekanan dari Putin-lah yang membuat Ukraina gagal menyepakati perjanjian kerja sama perdagangan dengan UE. n dessy suciati saputri ed: wachidah handasah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement