Rabu 11 Dec 2013 08:50 WIB
Kabar Duka

Dunia Hormati Nelson Mandela

A man holds the official programme ahead of the memorial service for former South African president Nelson Mandela at the FNB Stadium in the Johannesburg, South Africa township of Soweto, Tuesday, Dec. 10, 2013.
Foto: AP/Peter Dejong
A man holds the official programme ahead of the memorial service for former South African president Nelson Mandela at the FNB Stadium in the Johannesburg, South Africa township of Soweto, Tuesday, Dec. 10, 2013.

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG — Guyuran air hujan tak menyurutkan langkah rakyat Afrika Selatan untuk berbondong-bondong datang ke Stadion First National Bank, Selasa (10/12). Sejak pagi hari, mereka mulai memadati stadion kebanggaan rakyat Afrika Selatan tersebut.

Di stadion inilah, mereka memperingati upacara penghormatan salah satu tokoh dunia, Nelson Mandela. Ada yang membawa bendera, spanduk, hingga poster bergambarkan Mandela.  Suara trompet khas Afrika Selatan, vuvuzela, dan sorak-sorai warga hadir meramaikan stadion berkapasitas 95 ribu orang tersebut. Mereka bernyanyi dan menari.

“Ini adalah momen kesedihan yang dirayakan dengan lagu dan tarian, seperti yang menjadi ciri khas Afrika Selatan,” ujar Xolisa Madywabe, CEO sebuah perusahaan investasi Afrika Selatan yang turut hadir kala itu.

Tak hanya rakyat Afrika Selatan, puluhan kepala negara hadir dalam acara tersebut. Dari Mulai dari Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Prancis Francois Hollande, Presiden Kuba Raul Castro, Perdana Menteri Inggris David Cameron, sampai dengan Presiden Brasil Dilma Rousseff. 

Sejumlah tokoh dunia, seperti mantan sekjen PBB Kofi Annan, mantan presiden AS George Bush Jr dan Jimmy Carter, utusan PBB untuk Liga Arab dan Suriah Lakhdar Brahimi, tokoh agama Desmond Tutu, serta mantan presiden Prancis Nicolas Sarkozy.  

Mereka seolah mengesampingkan perbedaan politik luar negeri yang selama ini ada. Presiden Iran Hassan Rouhani yang hadir dalam acara tersebut bahkan disebut-sebut akan bertemu pertama kalinya dengan Presiden Barack Obama.

 

Media-media internasional menyebut Mandela sebagai simbol pemersatu. Tokoh antiapartheid ini tidak memedulikan ras atau suku bangsa seseorang. “Saya secara jujur tak yakin dunia akan memiliki pemimpin seperti ini lagi,” ujar CEO perusahaan asuransi kesehatan, Rohan Laird (54 tahun), yang hadir dalam peringatan itu.   

Baik waktu maupun tempat pelaksanaan upacara penghormatan, mempunyai makna sendiri. Stadion FNB merupakan lokasi terakhir Mandela tampil di hadapan publik ketika Piala Dunia 2010. 

Sementara, pada waktu sama, tepatnya 20 tahun lalu, Nelson Mandela dan presiden terakhir Afrika Selatan era apartheid, FW de Klerk, menerima hadiah Nobel Perdamaian.  Kala itu, Mandela mengatakan, Afrika Selatan akan menjadi mikrokosmos dari dunia baru yang sedang berjuang untuk dilahirkan.

Obama menyampaikan euloginya untuk Mandela. Bagi Obama, Mandela bukan sekadar tokoh dunia, melainkan pahlawan baginya. Mandela dan Obama memang memiliki kesamaan. Keduanya merupakan presiden terpilih kulit hitam pertama di negaranya masing-masing. Mandela bertransformasi dari seorang tahanan yang memperjuangkan persamaan hingga menjadi seorang presiden.

Tak hanya Obama yang menyampaikan euloginya untuk Mandela. Sejumlah tokoh penting dunia juga turut menyampaikan pidato dukanya. Mulai dari Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Wakil Presiden Cina Li Yuanchao, hingga Presiden Kuba Raul Castro. Pidato utama disampaikan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma.

Sejumlah nama besar di industri hiburan dunia juga turut hadir. Mulai dari ratu talk show Oprah Winfrey hingga vokalis band papan atas U2, Bono. Menteri Urusan Kepresidenan Afrika Selatan Collins Chabane mengatakan, banyaknya pemimpin dan tokoh dunia yang hadir dalam upacara tersebut menunjukkan siapa Mandela. “Ini mencerminkan Mandela punya tempat khusus di hati setiap orang di seluruh dunia.”

Mandela memang punya arti besar untuk dunia. Apa yang dilakukannya selama ini menginspirasi banyak orang. Salah satunya, sutradara Justin Chadwick. Sebelum kematian Mandela, Chadwick membuat film berjudul Mandela.

Film yang dibintangi Idris Elba tersebut diangkat dari buku autobiografi yang ditulis Mandela bertajuk Long Walk to Freedom. Film itu mengisahkan kehidupan Mandela sejak awal hingga masa-masa penahanannya selama 27 tahun sebelum menjadi presiden.

Sebelum dimakamkan pada Ahad (15/12), jasad Mandela rencananya akan disemayamkan selama tiga hari di Gedung Persatuan, Pretoria, Afrika Selatan. Di tempat itu pula, Mandela pernah mengumandangkan sumpahnya saat pertama kali menjadi presiden, 19 tahun lalu.  n gita amanda/ap/reuters ed: teguh firmansyah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement