Kamis 07 Nov 2013 12:55 WIB
Perekonomian Indonesia

Ekonomi Indonesia Melambat

Seorang pencari kerja mengisi pendaftaran di salahsatu stand perusahaan saat bursa kerja di auditorium Universitas Panca Sakti, Tegal, Jateng. Angka pengangguran di Indonesia sangat tinggi, lebih dari 7 juta orang.
Foto: ANTARA
Seorang pencari kerja mengisi pendaftaran di salahsatu stand perusahaan saat bursa kerja di auditorium Universitas Panca Sakti, Tegal, Jateng. Angka pengangguran di Indonesia sangat tinggi, lebih dari 7 juta orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2013 mengalami perlambatan. Kondisi ini terlihat dari turunnya laju pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dibanding triwulan sebelumnya dan triwulan yang sama pada tahun lalu.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, PDB triwulan III 2013 atas dasar harga konstan mencapai Rp 709,5 triliun. "Pertumbuhan ekonomi yang diukur dari kenaikan PDB pada triwulan III 2013 dibanding triwulan III 2012 mencapai 5,62 persen," kata Suryamin dalam konferensi pers di kantornya, Rabu (6/11).

Angka tersebut lebih rendah dari pertumbuhan pada triwulan II 2013 sebesar 5,81 persen dan triwulan I 2013 sebesar 6,03 persen. Tren perlambatan ini sudah terjadi sejak triwulan II 2012 yang mencatat 6,36 persen. Pada triwulan I 2012 pertumbuhan tercatat 6,29 persen dan naik menjadi 6,36 persen pada triwulan berikutnya.

Nilai PDB merupakan indikator ekonomi negara dalam periode tertentu yang dihitung berdasarkan nilai produk, jasa, pengeluaran, dan pendapatan masyarakat. Nilai PDB yang besar menunjukkan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya. PDB ditambah dengan pendapatan neto dari luar negeri menghasilkan produk nasional bruto (PNB).

Tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi berdampak pada laju angka pengangguran, pendapatan individu, tingkat kemiskinan, hingga produktivitas kerja. Prinsip dasar ekonomi menyebutkan, pada setiap pertumbuhan satu persen terbuka peluang kerja untuk 200 ribu sampai 300 ribu orang. n muhammad iqbal/satya festiani ed: m ikhsan shiddieqy

Informasi lengkap berita di atas serta berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement