Senin 04 Nov 2013 08:20 WIB
Kinerja Adaro Energy

Adaro Energy Turunkan Target Laba

 PT Adaro Energy Tbk
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
PT Adaro Energy Tbk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menurunkan target laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization/EBITDA) dari 850 sampai 1.000 juta dolar AS menjadi 750 sampai 900 juta dolar AS.

Sekretaris Perusahaan Adaro Energy Devindra Ratzarwin mengatakan, penurunan target EBITDA tersebut dilakukan karena belum membaiknya harga batu bara global. Selama sembilan bulan pertama, kata Devindra, aktivitas operasional Adaro berjalan baik. “Adaro terus memperkuat landasan pertumbuhan yang berkelanjutan,” kata Devindra di Jakarta, akhir pekan lalu.

Dengan kondisi masih mengalami kelebihan pasokan, Devindra melanjutkan, pasar batu bara termal tetap sulit dan mengalami pelemahan harga. Produsen batu bara Australia meningkatkan produksi sebesar 17 persen akibat adanya kesepakatan take or pay untuk jasa pelabuhan dan rel.

Upaya untuk mengurangi biaya produksi dan melemahnya nilai dolar Australia juga membuat batu bara Negeri Kanguru tersebut lebih kompetitif di Cina. Sedangkan Indonesia, hanya meningkatkan produksi sebesar 10 persen. Namun demikian, dari sisi permintaan, aspek fundamental tidak terpengaruh. “Perseroan masih melihat pertumbuhan yang kuat,” ujar Devindra.

Hingga September 2013, Adaro membukukan pendapatan usaha sebesar 2,43 miliar dolar AS atau hanya turun 12 persen dibanding periode sama tahun lalu. Penurunan pendapatan terjadi di tengah siklus ekonomi yang sedang mengalami pelemahan.

Menurut Devindra, kinerja keuangan Adaro dalam sembilan bulan pertama tahun 2013 telah membukukan pertahanan model bisnisnya dengan pendapatan usaha mencapai 2,4 miliar dolar AS dan marjin EBITDA sebesar 26 persen.

Ia menambahkan, Adaro akan fokus pada bisnis inti perusahaan, seperti keunggulan operasional yang berkelanjutan, kepuasan pelanggan, pengurangan biaya, peningkatan efisiensi, serta menjaga kas serta struktur permodalan yang kokoh.

Menurut Devindra, Adaro juga berhasil mencetak rekor kuartalan tertinggi produksi batu bara pada kuartal III 2013, yaitu 13,73 MT dan melanjutkan penurunan biaya kas batu bara menjadi 34,68 dolar AS per ton serta menurunkan belanja modal sebesar 71 persen.

Devindra menegaskan, perseroan meyakini bahwa batu bara termal masih memiliki prospek yang positif dalam jangka panjang dan akan bekerja keras untuk meningkatkan pengembalian bagi para pemegang saham. Adaro juga akan mulai menikmati manfaat dari investasi selama tiga tahun untuk membangun overburden crusher and conveyor system (OPCC) dan pembangkit listrik mulut tambang berkapasitas 2 x 30 mw.

Proyek-proyek itu tidak hanya akan semakin meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi juga pembangkit listrik tersebut akan menyediakan pasokan listrik yang sangat diperlukan Provinsi Kalimantan Selatan. Keputusan untuk berekspansi ke hilir dengan merambah sektor ketenagalistrikan juga akan membantu mengurangi volatilitas model bisnis dan berkontribusi terhadap pengembangan kebutuhan energi Indonesia.

Dalam laporan kinerja keuangan triwulan III 2013, laba bersih Adaro tercatat 183 juta dolar AS atau turun 47 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya, 346 juta dolar AS. Sedangkan, total aset per September 2013 mencapai 6,646 miliar dolar AS turun dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 6,896 miliar AS.

Adaro juga mencatat pertumbuhan volume produksi sebesar 14 persen pada akhir September 2013.Volume produksi perseroan tercatat 38,67 juta ton. Kenaikan volume produksi diikuti oleh kenaikan volume penjualan sebesar 13 persen menjadi 39,11 juta ton. “Perseroan mencapai panduan volume produksi pada kisaran 50-53 juta ton di akhir 2013,” kata Devindra. n friska yolandha/antara ed: eh ismail

Info Grafis

6,646 Miliar Dolar AS

Total aset Adaro per September 2013

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement