Jumat 18 Oct 2013 15:32 WIB

Waspadai Nyeri Ini pada Persendian

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Dewi Mardiani
Pembengkakan pada persendian sebagai salah satu gejala dari artritis rematoid (AR).
Foto: healthybodylife.com
Pembengkakan pada persendian sebagai salah satu gejala dari artritis rematoid (AR).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyaknya jenis penyakit reumatik yang ada membuat masyarakat perlu mewaspadai gejala Artritis Rematoid (AR) sejak dini. Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Andry Reza Rahmadi, mengatakan dunia kedokteran mengenal lebih dari 100 jenis rematik yang berbeda gejalanya.

"Jangankan orang awam, dokter umum bahkan spesialis sering kurang tepat menentukan jenis reumatik yang diderita seorang pasien," ujar Andry, kemarin. Dikatakannya, pasien harus waspada jika mengalami nyeri hingga tak bisa menggerakkan sendiri-sendi hingga sekitar satu jam, terutama di pagi hari.

Penyakit AR menyerang jaringan sehat pada sendi, sehingga terjadi peradangan kronis, nyeri, dan kelelahan. Gejalanya, sendi meradang, hangat, dan sangat sakit yang simetris. Artinya, jika tangan kiri mengalami pembengkakan, hal ini juga terjadi di tangan kanan. Penyakit AR bisa dialami di sendi rahang, tulang dada, bahu, siku, pergelangan tangan, jari-jari, lutut, dan pergelangan kaki.

Sebagai gejala lanjutan, pasien juga bisa mengalami demam, nafsu makan berkurang, sehingga menyebabkan berat badan menjadi turun. Seperti halnya penyakit autoimun yang belum bisa disembuhkan hingga ke akar, penyakit AR sementara ini baru bisa distabilkan. Zat IL6 yang menjadi penyebab penyakit ‘ditidurkan’, sehingga produksinya tidak berlebihan dan mengganggu kerja tubuh.

Berdasarkan penelitian, dalam waktu dua tahun pertama, penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan tulang hingga 70 persen jika tidak diobati sejak dini. “AR bisa menyebabkan peradangan di organ tubuh lainnya, pengobatan sejak dini bisa menyetabilkan penyakit ini,” ujar dia.

Pengobatan penyakit AR bisa dilakukan dengan antisipasi sejak dini. selain itu, penyembuhan juga bisa dilakukan dengan terapi musik. Pendiri Institut Musik daya Indonesia (IMDI) Tjut Nyak Deviana Daudsjah mengatakan terapi mudik bisa dilakukan untuk membantu penyembuhan pasien yang menderita berbagai penyakit.

Musik terapi merupakan bentuk terapi untuk membantu menyembuhkan dari sisi emosional. Beberapa penyakit lain yang bisa dibantu dnegan terapi musik, antara lain jantung, stroke, gangguan syaraf, epilepsi, serta depresi. “Aspek penyembuhan yang dibantu adalah fisik, mental, emosional, spiritual, keterampilan motorik,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement