REPUBLIKA.CO.ID, Desainer Didiet Maulana mempersembahkan kombinasi tenun ikat Indonesia dan India. “Keduanya memiliki unsur yang cantik untuk dipadukan,” kata Didiet. Tenun ikat Indonesia dan India memiliki motif yang hampir sama. Namun di India, motifnya cenderung lebih besar. Dari segi material, India lebih memilih bahan sutera sebagai kain utama. Sedangkan, kain ikat Indonesia umumnya dari bahan katun yang ditenun.
Didiet mengatakan, tekstur kain ikat India halus dan rapat. Membuat tenun ikat India cenderung lebih rapi. Dari dekat, kain ikat India seperti digarap mesin. Padahal, kain tersebut sepenuhnya buatan tangan. Kain ikat India kemudian dipertemukannya dengan ikat Bali dan Makassar yang berwarna polos. Koleksi busana siap pakai ini dikemas dengan konsep padanan atasan dan bawahan yang menarik. Beberapa jaket dipadukan dengan celana pensil beraksen lipit di bagian pinggang.
Ada pula tenunan yang sengaja dibiarkan melilit. Seolah menunjukkan busana sari khas India. Didiet sengaja tak meninggalkan budaya India yang mengenakan baju dengan teknik lilitan. Sedangkan, untuk busana pria, aksen tenun ikat diberikan pada bagian kerah, lengan, atau garis jahitan kancing.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
