Sabtu 28 Sep 2013 21:44 WIB

Universitas Malang Berdayakan Guru Sabang - Merauke

Rep: Andi Iqbal/ Red: M Irwan Ariefyanto
Universitas Negeri Malang
Foto: malang.go.id
Universitas Negeri Malang

REPUBLIKA.CO.ID,MANOKWARI – Universitas Negeri Malang (UM) berkomitmen memberdayakan guru dari Sabang sampai Merauke. Kegiatan program peningkatan kualitas guru atau Teachers Quality Improvement Program (TEQIP) ini mendapat pembiyaan penuh dari PT Pertamina (Persero).

Kordinator TEQIP dari Universitas Negeri Malang, Isnandar,  mengatakan program ini dikemas dengan mengubah peran guru yang awalnya ‘pengajar’ menjadi ‘pembangkit belajar’. Sebab, mereka dituntut bukan hanya menyampaikan materi, namun memunculkan rasa ingin tahu siswa. “Dengan menggunakan alat peraga, siswa pun turut serta aktif mengkritisi sebuah fenomena dari persoalan yang sedang dipelajari,” kata Isnandar.

Dosen Fakultas Teknik UM tersebut menambahkan, teknik ini akan membuat prestasi siswa akan semakin melejit. Hasilnya, mereka yang berada di daerah memiliki daya saing sejajar dengan murid di sejumlah kota besar.

Pada 2013, TEQIP berlangsung di 22 kabupaten/kota di 12 provinsi mulai dari Sabang – Merauke, dengan jumlah peserta sebanyak, 700 guru SD dan 820 guru SMP. Terhitung sejak 2010, telah menjangkau 47 kabupaten/kota di 22 provinsi, dengan total 25.214 guru yang terbina. “Kami pun telah melakukan kemitraan dengan perguruan tinggi daerah setempat untuk terus mengawalnya,” ujarnya.

Seperti, Universitas Negeri Manado, Universitas Negeri Medan, Universitas Udayana Bali, Universitas Cendrawasih Jayapura, Unviersitas Syahkuala Aceh, dan Universitas Muhammadiyah Sorong.

Selain itu, menurut Isnandar, pihaknya pun melakukan nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah kabupaten setempat, agar kegiatan ini dilanjutkan dengan menggunakan APBD. “Masa pengembangan, termaksud latihan intensif selama 3,5 bulan, hanya dilakukan di tahun pertama. Periode selanjutnya menjadi tanggung jawab dinas pendidikan daerah,” ujarnya.

Ketua Program TEQIP, dosen Fakultas MIPA UM, Subanji menambahkan, target program ini dirancang bukan hanya mengantarkan guru pada tingkat profesionalisme kinerja, tapi juga menimbulkan kesadaran atas mutu pendidikan. “Para alumni peserta, kami harap dapat terus menularkan ilmunya ke seluruh elemen pengajar, meski tanpa dorongan dana,” ujarnya.

Kegiatan tersebut juga meliputi standard pengembangan keprofesionalan berkelanjutan (PKB) yakni, keterampilan, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. TEQIP sendiri menganut pola peningkatan profesionalisme guru secara kolaboratif atau lesson study.

Koordinator Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Pertamina, Wahyu Suswinto mengatakan, ada tiga jenis kawasan yang menjadi prioritas yakni, daerah tertinggal, perbatasan dan pascakonflik. Dia menilai indeks pembangunan manusia (IPM) di sana memprihatinkan, khususnya pendidikan. Namun untuk memperbaikinya, bukan hanya lewat pemberian sarana dan fasilitas belajar. Ada hal yang jauh lebih penting yakni, peran guru sebagai pendidik siswa. Tidak semua pengajar di sana mempunyai talenta dan kompetensi yang memadai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement