Ahad 15 Sep 2013 07:05 WIB

Waspada Ancaman 'Menopause' pada Pria

Rep: MG ROL 18/ Red: Hazliansyah
Disfungsi ereksi yang dapat menimbulkan stres/ilustrasi
Foto: militarymentalhealth.org
Disfungsi ereksi yang dapat menimbulkan stres/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak hanya wanita, pria juga akan berhadapan dengan penurunan jumlah hormon. Kaum pria akan mengalami sindrom klinis yang mirip dengan Menopause pada wanita yang disebut Andropause.

Sama seperti dengan Menopause, Andropause ditandai dengan penurunan jumlah hormon yang akan mengakibatkan sejumlah hal seperti perubahan sikap dan suasana hati, cepat lelah, penurunan aktivitas fisik, serta kehilangan vitalitas dan penurunan gairah seks yang berujung pada disfungsi ereksi.

Dua hal terakhir itulah yang patut diwaspadai para pria.

"Bagi pria, vitalitas seksual sangat penting karena menyangkut kualitas hidup," kata dr. Nauval Shahab, dokter spesialis Urologi saat ditemui dalam seminar di Ultimo Clinic Aestetic & Dental Center, di Plaza Asia, beberapa waktu lalu di Jakarta.  

Nauval menjelaskan, pria mulai mengalami penurunan hormon saat memasuki usia 30 tahun. Tiap tahunnya, hormon akan turun sekitar satu persen.

"50 persen pria usia di atas 40 tahun menderita disfungsi ereksi dan semakin meningkat dengan bertambahnya usia," jelas Nauval yang merupakan dokter spesialis Urologi di klinik tersebut.

Selama 15 tahun kariernya sebagai spesialis Urologi, Nauval menyebut banyak pria yang terganggu dengan masalah ini. Pria yang terkena disfungsi ereksi akhirnya akan merasa kurang percaya diri dan sebagian waktunya terganggu karena kurang fokus. Kondisi ini tak jarang menjadi penyebab perceraian.

Masalah ini dapat diantisipasi dengan komunikasi yang baik dengan pasangan dan melakukan pemeriksaan ke dokter.

"Di Ultimo Clinic pemeriksaan hormon pria dilakukan secara menyeluruh dan pengobatan diberikan sesuai kondisi pasien, baik dengan stem cell, male ultrasound treatment, injeksi testosteron ataupun kombinasi ketiganya. Kombinasi ini dapat meningkatkan vitalitas seksual dan kualitas hidup," jelas dia.

Di samping itu, perilaku hidup sehat juga penting untuk dijalankan. Penggunaan bahan kimia dalam makanan dan minuman berdampak pada penurunan kadar testosteron.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement