Selasa 10 Sep 2013 03:17 WIB
Penataan Pasar Gembrong

PKL Pasar Gembrong Kooperatif

 Pengunjung memilih mainan anak di Pasar Gembrong, Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (9/8).  (Republika/ Yasin Habibi)
Pengunjung memilih mainan anak di Pasar Gembrong, Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (9/8). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pedagang kaki lima (PKL) Pasar Gembrong membongkar sendiri lapak tempat mereka berjualan pada Senin (9/9). Aksi kooperatif ini dilakukan puluhan PKL yang biasa berdagang di depan Pasar Gembrong, Jalan Basuki Rahmat, Cipinang Besar Utara, Cipinang, Jakarta Timur.

Lapak-lapak yang terbuat dari triplek dan papan itu pun tinggal berupa puing-puing. Para PKL menitipkan barang dagangan mereka ke kios-kios terdekat. Alhasil, penertiban PKL di sekitar kawasan Pasar Gembrong yang berlangsung awal pekan ini berjalan lancar.

Namun, untuk mencegah para PKL kembali berjualan di badan jalan maupun trotoar, sebanyak 280 personel Satpol PP bersiaga di lokasi tersebut. Kasatpol PP Jakarta Timur Syahdonan mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih kepada para pedagang yang mau ditertibkan dan tidak lagi menggelar lapaknya di badan jalan maupun trotoar.

“Penertiban berjalan lancar walaupun sebelumnya para PKL PKL menolak untuk direlokasi,” ujar Syahdonan. Usai penolakan, para PKL perwakilan dari pihak wali kota pun meyakinkan pedagang bahwa mereka akan mendapat kepastian tempat berdagang yang baru. Setelah diajak berdialog, akhirnya para pedagang mau diajak kerja sama, bahkan membongkar sendiri lapaknya.

Dalam penertiban kali ini sudah tidak tampak para PKL yang menggelar lapaknya di badan jalan maupun trotoar jalan. Sebelum penertiban yang berlangsung kemarin, secara bertahap sudah ada pedagang yang meninggalkan lapaknya.

Tak hanya PKL, untuk penertiban kawasan Pasar Gembrong yang kerap menjadi titik macet, petugas akan membongkar bangunan toko yang menjorok ke badan jalan. Di sekitar pasar masih tampak beberapa toko yang bangunannya sudah mencaplok badan jalan. “Ada toko yang bagian bangunannya menutupi trotoar dan sedikit menjorok ke jalan tentu akan kami tertibkan,” ujarnya.

Camat Jatinegara Sofyan Taher menambahkan, para PKL yang terdata di kawasan itu terdiri atas 211 pedagang boneka, pedagang mainan, dan pedagang karpet. Dari jumlah tersebut 130 di antaranya telah direlokasi ke Pasar Gembrong Cipinang Besar.

Sedangkan, sisanya yang belum tertampung diberi waktu satu bulan untuk direlokasi ke Pasar Klender SS sebagai alternatif. Para pedagang karpet yang berjumlah sekitar 44 orang juga masih diberi kesempatan selama satu bulan. Dalam batas waktu satu bulan itu, PKL karpet langsung dapat meminta kunci kios mereka di Pasar Prumnas Klender kepada pihak PD Pasar Jaya.

“Setelah kita ajak bicara tadi pagi, mereka menerima untuk ditertibkan. Selanjutnya, mereka tetap tidak bisa lagi berjualan di trotoar. Intinya, kita kasih kesempatan kepada seluruh PKL selama satu bulan lagi untuk menempati kios yang sudah disediakan,” tuturnya.

Penertiban PKL Pasar Gembrong terkait dengan rencana Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) menjadikan Pasar Cipinang dan Pasar Klender sebagai sentra perdagangan. Sofyan mengatakan, program ini merupakan ide wali kota yang ingin menciptakan pusat pasar disegmentasi masing-masing.

“Dari pihak wali kota menginginkan Pasar Cipinang menjadi sentra mainan anak dan Pasar Klender dijadikan sentra karpet,” ujarnya kepada wartawan. Tidak seperti Blok G yang mengundi PKL-nya untuk menempati tempat relokasi, PKL Pasar Gembrong dipersilakan untuk menempati kios tanpa melakukan pengundian lagi. Selain itu, relokasi PKL di kawasan Pasar Gembrong berlangsung lebih mulus dibanding yang sebelumnya ramai diberitakan, yakni penertiban PKL di Pasar Tanah Abang. n antara ed: wulan tunjung palupi

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement