Jumat 06 Sep 2013 03:57 WIB
Miss World

Miss World tak Terbendung

KH. Said Aqil Siroj
KH. Said Aqil Siroj

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Panitia Penyelenggara Miss World 2013 di Indonesia memastikan pagelaran ajang kecantikan kontes ratu sedunia itu akan tetap digelar sesuai rencana. Kepala Sekretaris Perusahaan RCTI Adjie S Soeratmadjie mengatakan, hingga H-3, Ahad (8/9),  dipastikan pelaksanaan opening ceremony pagelaran Miss World tetap digelar sesuai jadwal yang ditentukan. “Tidak ada konfirmasi perubahan jadwal dan agenda acara sedikit pun dari pihak penyeleggara,” ujarnya, Kamis (5/9).

Saat ini, kata dia, persiapan opening ceremony serta penyelenggaraan di Bali dan puncak acara malam penobatan pada 28 September di Sentul Bogor sudah mencapai 100 persen.

Para delegasi dari 130 negara sudah hadir di Indonesia. Adjie mengakui, ada kekhawatiran dari delegasi terkait maraknya penolakan penyelenggaraan Miss World di Tanah Air. Namun, kekhawatiran itu kemudian bisa dijelaskan. Pemerintah pun telah memberi izin dan jaminan keamanan kepada pihak penyelenggara.

Memang ada beberapa negara yang tidak ikut mengirimkan kontestan. Salah satu negara yang batal mengirimkan kontestannya adalah Israel. Pembatalan tersebut dilakukan sepihak oleh Israel. “Kita awalnya tidak tahu kalau Israel membatalkan,” kata Adjie. 

Dia memprediksi, kemungkinan masalah perizinan yang sulit membuat delegasi Israel membatalkan keikutsertaannya. Meski begitu Adjie memastikan ketidakikutsertaan delegasi Israel tidak memengaruhi delegasi lain.

Terkait semakin besarnya gelombang penolakan Miss World 2013 dari beberapa kalangan umat Islam, Adjie menegaskan bahwa tidak ada pamer aurat dan bikini. Jadi, tak ada yang perlu dikhawatirkan.  Dia mengaku menghargai perbedaan pendapat dan penolakan itu serta menganggapnya sebagai peringatan kepada penyelenggara agar mawas diri akan nilai-nilai negatif yang dapat merusak bangsa.

Sikap pemerintah

Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali membantah bila sikap pemerintah terpecah atas penyelenggaraan Miss World di Indonesia. Di satu sisi, pemerintah memberi izin dengan berbagai alas an, seperti dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) atau Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) serta Gubernur Bali, termasuk prosedur pengamanan dari pihak kepolisian.

Tetapi di sisi lain, Menag mengatakan, seharusnya penyelenggara mendengarkan saran Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk membatalkan ajang kecantikan ini. “Pemerintah tidak terpecah, tetapi berbicara sesuai dengan porsinya,” kata Suryadharma.

Menurut Menag, bila dilihat dari berbagai sisi, khususnya agama, ajang kontes kecantikan itu tidak sesuai dengan nilai dan budaya Islam. Selaku Menag, kata dia, pendapat yang perlu didengar atas hal ini adalah MUI. Akan tetapi, kementerian yang lain tentu memiliki pandangan yang berbeda.

Sebelumnya, 11 organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam yang tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) juga telah menyatakan sikap menolak pelaksanaan Miss World 2013 di Indonesia. Ke-11 ormas Islam itu seolah melengkapi penolakan ormas Islam, seperti MUI, Muhammadiyah, dan lainnya.

Ketua Umum LPOI KH Said Aqil Siroj mengatakan, kontes Miss World ini lebih banyak sisi mudharatnya ketimbang manfaatnya. Sebab, hanya menampilkan sikap foya-foya dan menghamburkan uang. Selain itu, LPOI menentang segala bentuk kekerasan dalam penolakan tersebut.

Menurut Said, bukan menjadi kewenangan LPOI untuk membatalkan kontes Miss World. Pihaknya hanya menyatakan sikap dan diharapkan pihak berwenang menanggapi dengan bijak penolakan LPOI dan sejumlah elemen lainnya. “Kita berkewajiban menyampaikan suara umat Islam. Soal tindakan kita serahkan kepada pihak berwenang,” katanya. n amri amrullah ed: chairul akhmad

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement