Sabtu 17 Aug 2013 09:58 WIB

Begini Jadinya Bila Orang Tua Remehkan Pendidikan Seks untuk Anak

Ibu adalah informan penting pendidikan seksual bagi anak gadisnya. Ilustrasi
Foto: momlogic.com
Ibu adalah informan penting pendidikan seksual bagi anak gadisnya. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Sikap orang tua yang merasa tabu membicarakan masalah seks di hadapan anak-anaknya, menjadi kendala utama penyampaian pendidikan seks. Padahal kalau orang tua mau secara terbuka dan benar memperbincangkan masalah seks dengan anaknya, mereka tidak akan mencari jawaban tentang seks dari sumber dan tempat lain. "Orang tua selalu menyatakan jorok dan tabu jika bicara seks dengan anaknya, padahal yang jorok dan tabu justru orang tuanya sendiri," kata psikolog Prof Dr Sarlito Wirawan.

Menurut Sarlito, kadang-kadang orang tua sengaja menganggap remeh dan tidak menjawab pertanyaan anaknya ketika bertanya soal seks. Karena seringkali tidak dijawab maka anak mencari sumber informasi lainnya, akibatnya justru malah bisa fatal. Ketika anak sudah bertanya soal seks, lanjutnya, orang tua semestinya memberikan penjelasan. Mengapa, harus dijelaskan karena orang tua tentu saja punya ukuran tersendiri, dan tidak mungkin akan menjerumuskan anaknya sendiri. 

"Kalau sampai mencari sumber informasi lain, saya khawatir justru akan salah, tapi kalau orang tua yang memberikan penjelasan maka bisa diketahui batas-batas yang harus dijelaskan," katanya. 

Kapan pendidikan seks harus diberikan pada anak, guru besar UI ini menyarankan agar sejak dini sudah diberikan ketika anak sudah mulai banyak bertanya. Umur ideal memang tidak ada, tapi umur lima dan enam tahun sudah mulai bertanya soal-soal seperti itu, kalau dijelaskan maka ketika anak sudah remaja akan lebih lengkap pengetahuanya. Mereka akan berpikir dua kali jika melakukan seks bebas karena memang tingkat risikonya sangat tinggi. "Kalau sampai ada seks bebas jangan salahkan pendidikan seksnya," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement