Senin 22 Jul 2013 21:32 WIB

Ikatan Pelajar Muhammadiah: Siswa Baru Tidak Butuh MOS

Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)
Foto: blogspot.com
Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ikatan Pelajar Muhammadiyah menilai Masa Orientasi Sekolah (MOS) yang diselenggarakan sekolah-sekolah tidak sesuai dengan kebutuhan siswa baru.

Ketua Umum PP IPM Fida ‘Afif, mengatakan, MOS cenderung sebagai ajang perploncoan terhadap siswa baru. Padahal, kebutuhan siswa baru itu memperoleh suasana hangat dan menyenangkan di lingkungan sekolah baru, bukan mendapatkan banyak tugas yang aneh-aneh.

''Kepala sekolah mesti bisa membedakan antara kreativitas dan upaya “mengerjai” siswa baru," ujar 'Afif kepada ROL, Senin (22/7).

Afif juga menambahkan, IPM mengutuk semua pelaksanaan MOS yang tidak memberikan penghargaan terhadap siswa baru dan mengarah pada merendahkan para siswa baru.

Di beberapa sekolah pelaksanaan MOS menggunakan ala perploncoan. Siswa baru diminta membawa barang-barang yang aneh, berpakaian aneh, bahkan harus melakukan tindakan-tindakan yang kurang sesuai.

Lebih tragis lagi, kata dia, ditemukan siswa yang meninggal di salah satu SMK di Kabupaten Bantul, DIY Jumat lalu.

“Aktivitas siswa baru di sekolah baru seharusnya diisi dengan kegiatan menyenangkan, perlombaan-perlombaan, atau kegiatan yang meningkatkan motivasi belajar siswa”, cetusnya.

IPM menegaskan, guru, kepala sekolah, dan pelajar mesti bisa benar-benar membedakan antara kebutuhan siswa dan kegiatan yang mubazir. Sehingga, kata dia, mereka idealnya bisa mengkritisi MOS.

PP IPM mendesak Mendikbud agar meniadakan kegiatan MOS karena tidak sesuai dengan kebutuhan siswa baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement