Ahad 14 Jul 2013 23:39 WIB

Persiapan Kurikulum Baru, Surabaya Masih Berantakan

Rep: Andi Mohammad Ikhbal / Red: Djibril Muhammad
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013

REPUBLIKA.CO.ID, SURBAYA -- Persiapan kurikulum baru 2013 yang akan diterapkan Senin (15/7) dinilai kurang berantakan. Kelengkapan buku panduannya dan sistem pelatihan guru masih menjadi kendala untuk memaksimalkan pembelajaran siswa.

Kepala SMA 2 Surabaya, Kasnoko mengatakan, dari 15 buku yang disiapkan, baru tiga yang sudah dibagikan. Di antaranya buku Matematik, Bahasa Indonesia dan Sejarah. Dan untuk pelajaran yang lain, masih akan menggunakan panduan lama.

"Namun, pembelajaran dan penilaiannya sudah masuk kurikulum 2013. Hanya bukunya saja," kata Kasnoko kepada Republika, Ahad (14/7).

OLeh sebab itu, untuk guru tiga mata pelajaran tersebut, menurutnya dinyatakan siap menerapkan materi. Sedangkan yang lain, masih akan berproses seiring berjalanannya penerapan kurikulum baru tersebut.

Dia memperkirakan, bila dalam waktu dekat buku panduan bisa didistribusikan, maka tidak sampai enam bulan metode pembelajaran itu bisa maksimal. Kasnoko juga setuju bila pelatihan guru dilakukan secara periodik tidak langsung, agar konsepnya lebih matang.

"Walau tidak semua mendapat pelatihan langsung, namun mereka yang mendapat training intensif selama lima hari kemarin, dapat mengajarkannya ke rekan guru lain," ujarnya.

Guru Kurikulum SMA 2 Muhammadiyah Surabaya, Anita Diah menambahkan, penerapan kurikulum ini memang terkesan memaksakan. Sebab, selain masalah buku panduan, pelatihan guru sasaran hanya berlangsung singkat. Namun, dia menambahkan, sekolahnya tetap siap memberlakukan hal yang menjadi poin kurikulum tersebut.

Kepala SMA 1 Surabaya, Muchtar menambahkan, memang hanya 20 persen tenaga pengajar yang mendapat pelatihan terkait penerapan kurikulum baru. Dia juga menambahkan, persoalan teknisnya penerapan ke siswa, nanti akan dibicarakan. "Kami akan agendakan rapat kordinasi sekolah besok," ujarnya.

Surabaya sendiri baru ada 56 sekolah yang akan menerapkan metode pembelajaran baru itu. Dari total tersebut, 42 sekolah negeri dan 14 sekolah swasta. Sedangkan SMK ada 13 sekolah, 8 negeri dan 5 swasta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement