Wednesday, 14 Zulqaidah 1445 / 22 May 2024

Wednesday, 14 Zulqaidah 1445 / 22 May 2024

Mahyudin: Pancasila Alat Perekat Satukan Anak Bangsa

Sabtu 16 Sep 2017 14:41 WIB

Red: Budi Raharjo

Wakil Ketua MPR RI Mahyudin (kedua kiri)

Wakil Ketua MPR RI Mahyudin (kedua kiri)

Foto: Humas MPR

REPUBLIKA.CO.ID,Wakil Ketua MPR RI, H Mahyudin ST, MM hadir dalam acara Dialog Kebangsaan. Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Sabtu (16/9) di Purwakarta. Mahyudin mengatakan, ia banyak menyimak perkembangan Purwakarta dan memuji kiprah Dedi Mulyadi sebagai bupati.

Seperti, Dedi sampai diundang bicara di PBB mengenai budaya Sunda. Ia mengatakan, saat ini tantangan dalam kebangsaan kita adalah globalisasi. Sumber daya alam Indonesia melimpah, sehingga pihak asing banyak kepentingan dalam hal ini.

"Tapi bangsa Indonesia menjadi bangsa konsumtif, bukan produktif. Indonesia menjual hasil alam untuk beli barang konsumtif. Bangsa Indonesia mudah meniru dan kagetan," kritik Mahyudin.

Ia menyebutkan, pemimpin harus memimpin dengan cinta. Jangan menunjukkan budaya korupsi karena saat ini korupsi banyak ditemui pada pimpinan mulai dari kepala daerah, bupati hingga gubernur. Mahyudin mengatakan, Bung Karno menggali Pancasila dari budaya Indonesia sendiri. Empat pilar merupakan alat perekat bangsa untuk bersatu.

Menurutnya, kebangsaan Indonesia kini mulai luntur, anak bangsa mudah diadu domba dan terjadi sikut-sikutan. "Korupsi harus dihapuskan, juga radikalisme. Dalam 72 tahun Indonesia merdeka tantangan kebangsaan tak pernah selesai," ujar dia.

Ia mengatakan, Pancasila menyatukan berbagai macam suku, agama, dan etnis,  hanya saja orang Indonesia mudah kagum pada hal-hal baru dari luar. "Belajar agama sama ustad biasa saja. Yang penting ilmunya benar. Jangan mudah tertipu ajakan seperti ISIS. Jangan mudah dirayu ajakan jihad atau tindakan  radikal," katanya.

Ia juga menyoroti yang menjadi perhatian utama yakni, soal narkoba. Mahyudin mengatakan masa depan bangsa tinggal menunggu waktu untuk kehancuran. "Generasi berganti, kalau diganti generasi teler, bangsa bisa hancur. Penegakan hukum tajam ke atas tapi tumpul ke bawah," ujar dia.

Bupati Purwakarta, Dedy Mulyadi mengatakan, bicara empat pilar harus konsisten agar empat pilar kebangsaan digali kembali menjadi sistem hukum Indonesia. "Sistem kebudayaan dalam nilai Pancasila ternyata perilaku kita dari zaman dulu sudah ada di tengah masyarakat," kata Dedy.

Juga hadir dari DPR/MPR Popong Otje Djundjunan, perwakilan Soksi Purwakarta dan Ketua DPRD Purwakarta.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler