Monday, 20 Syawwal 1445 / 29 April 2024

Monday, 20 Syawwal 1445 / 29 April 2024

Hidayat: Mengenyam Pendidikan adalah HAM

Selasa 22 Aug 2017 18:50 WIB

Red: Qommarria Rostanti

Mantan Presiden B.J Habibie (tengah) didampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (kanan) dan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (kiri) menghadiri rapat Pleno Lembaga Kajian MPR di ruang GBHN, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (22/8).

Mantan Presiden B.J Habibie (tengah) didampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (kanan) dan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (kiri) menghadiri rapat Pleno Lembaga Kajian MPR di ruang GBHN, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (22/8).

Foto: Antara/M Agung Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, mengatakan bangsa Indonesia digagas dan didirikan oleh para pelajar dan cendekia yang berkarakter. Mereka merintis berdirinya Indonesia, melalui pergerakan yang didirikan.

Rintisan berdirinya Indonesia dilakukan oleh para terpelajar, dimulai pada 1901 yang dilakukan gerakan Jamiatulkhair.  Kemudian dilanjutkan Budi Oetomo pada 1908, dan Sumpah Pemuda pada 1928, sebelum akhirnya Indonesia merdeka pada 1945. Keterlibatan para pelajar dalam merintis kemerdekaan Indonesia dinilai menjadi bukti bahwa pendidikan merupakan cara tepat untuk mencapai kemajuan.  Menurut Hidayat, sudah benar jika pemerintah memberikan perhatian yang besar terhadap dunia pendidikan. Apalagi, pendidikan merupakan salah satu hak asasi manusia (HAM)

Hari ini, Hidayat memberikan sambutan pada sidang pleno ke-28 lembaga pengkajian MPR. Acara tersebut berlangsung di Ruang GBHN, Selasa (22/8). Sidang pleno dengan  tema Proses Transformasi Pembelajaran Karakter Bangsa itu menghadirkan narasumber Presiden ke-3 Prof BJ Habibie. Ikut hadir dalam acara tersebut pakar pendidikan Arief Rachman dan Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy.

Pendidikan yang diamanatkan UUD NRI Tahun 1945, kata Hidayat, adalah pendidikan yang mempererat tali persatuan,  mencerdaskan, dan mampu ikut membangun karakter bangsa Indonesia. Bukan pendidikan yang malah menyebabkan polemik serta perpecahan. "Pendidikan yang bisa berkontribusi dalam mensejahterakan masyarakat dan memberi kemajuan bagi bangsa Indonesia," kata Hidayat dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (22/8).

Menurut dia, ini penting karena Indonesia adalah negara yang beragam. Hidayat berpendapat, pemerintah juga perlu memperhatikan keberagaman dalam dunia pendidikan, termasuk keberagaman kemampuan lembaga pendikan dan keberagaman kesiapan sekolah melaksanakan program pendidikan dari pemerintahan.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler