Thursday, 1 Zulqaidah 1445 / 09 May 2024

Thursday, 1 Zulqaidah 1445 / 09 May 2024

Kemiskinan Jadi Tantangan Pembangunan di ASEAN

Jumat 14 Apr 2017 07:35 WIB

Red: Dwi Murdaningsih

Acara bicara buku bersama wakil rakyat kerja sama MPR dan Kemenlu, Kamis (13/4).

Acara bicara buku bersama wakil rakyat kerja sama MPR dan Kemenlu, Kamis (13/4).

Foto: mpr

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemiskinan kerap kali menjadikan seseorang tidak bermartabat. Terpinggirkan, dan sama sekali tidak dihormati. Itulah nasib sebagian tenaga kerja Indonesia di Malaysia. Mereka dianggap sebagai kelompok kelas bawah, tidak bermartabat dan tidak bisa bercampur dengan masyarakat kebanyakan.

Pernyataan itu disampaikan Samsul Bahri pimpinan lembaga pengkajian MPR ketika menjadi Keynote speaker pada acara bicara buku bersama wakil rakyat. Acara tersebut berlangsung di Ruang Presentasi Perpustakaan MPR, pada Kamis (13/4).

Fenomena tersebut, kata dia, menjadi salah satu tantangan bagi masa depan ASEAN. ASEAN dituntut bisa berhubungan dan menjalin kerjasama sederajat dan saling menghormati dengan sesama anggota ASEAN. Karena itu tidak boleh ada satu anggota ASEAN pun yang merasa lebih besar sehingga merasa berhak meremehkan martabat negara lain.

Acara hasil kerjasama Kemenlu dengan MPR, ini mengangkat tema Kemitraan Asean Untuk Rakyat Dalam Konteks Sosial Budaya Yang Berkesesuaian Dengan Konstitusi, Diplomasi Indonesia Realitas dan Prospek. Asean sebagi institusi kerjasama dikawasan Asia Tenggara, kata Samsul Bahri sangat penting. Mengingat posisinya sangat strategis, baik dikalangan negara Asean sendiri maupun terhadap kelompok negara yang lain.

"Di Thailand ada budidaya peternakan pertanian dan perikanan, mereka maju karena belajar di Jawa Barat. Begitulah semestinya yang terus dikembangkan oleh Asean," kata Samsul Bahri.

Komisi Ketua Fraksi Partai Nasdem MPR RI Bachtiar Aly mengatakan saat ini keberadaan Asean menjadi perhatian bagi kelompok negara lain, khususnya Uni Eropa. Uni Eropa begitu heran, karena negara-negara Asia Tenggara bisa bersatu di bawah Asean. Karena itu anggota Asean harus lebih meningkatkan kerjasama, bukan hanya diantara negara, tetapo juga warga negara.

"Asean juga harus mengantisipasi munculnya Tiongkok sebagai kekuatan baru dunia, dan berusaha agar kekuatan baru itu berimbas positif bagi Asean," kata Bachtiar Aly.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler