Tuesday, 13 Zulqaidah 1445 / 21 May 2024

Tuesday, 13 Zulqaidah 1445 / 21 May 2024

Pimpinan MPR Ingatkan Bahaya Proxy War

Kamis 23 Mar 2017 16:07 WIB

Rep: Ali Mansur/ Red: Dwi Murdaningsih

Wakil Ketua Majelis Permusyawatan Rakyat (MPR) RI Mahyudin (tengah).

Wakil Ketua Majelis Permusyawatan Rakyat (MPR) RI Mahyudin (tengah).

Foto: mpr

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Permusyawatan Rakyat (MPR) RI,  Mahyudin memberi pengantar dan membuka Sosialisasi Empat Pilar MPR dalam kuliah umum kepada mahasiswa Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Dalam kesempatan itu, Mahyudin mengatakan Sosialisasi Empat Pilar MPR berbeda dengan penataran P4 pada masa Orde Baru. Sosialisasi Empat Pilar MPR adalah untuk menyegarkan kembali pada ideologi Pancasila.

"Secara tidak sadar kita diganggu baik dari dalam maupun dari luar. Pemahaman kita terhadap ideologi tergerus melalui proxy war atau perang asimetris. Bukan perang konvensional tapi dengan cara merusak ideologi bangsa," kata  Mahyudin, Kamis (23/3).

Mahyudin: Freeport Harus Jadi Milik Indonesia

Menurut Mahyudin, secara tidak sadar nilai luhur gotong royong tergantikan dengan paham individualistik. Maka, terjadi tawuran antarpelajar, tawuran antar kampung. "Kita kurang menghormati kebinekaan," kata dia.

Tidak hanya itu, kata Mahyudin, Proxy war juga menjadi perang ideologi dan ekonomi. Proxy war memasukkan ideologi radikalisme. Banyak orang yang diiming-iming masuk ISIS. Dalam perang ekonomi, Indonesia juga belum merdeka dan berdaulat.

“Buktinya Indonesia seharusnya sudah bisa menguasai Freeport. Tapi sampai sekarang belum. Padahal Indonesia memiliki kemampuan untuk mengelola Freeport. Seperti ucapan Bung Karno, kita harus berdikari, berdiri di atas kaki sendiri," kata Mahyudin.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler