REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) hari ini memeringati hari jadinya yang ke-71. Bertepatan dengan miladnya itu, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengajak semua pihak memanfaatkan momentum ini dengan menggelar MPR Berdzikir.
Kegiatan 'MPR Berdzikir' digelar di Lapangan Bola Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/8). Hadir dalam acara ini adalah seluruh Wakil Ketua MPR RI seperti Oesman Sapta, EE Mangindaan, Mahyudin, dan Hidayat Nur Wahid. Hadir pula Sekjen MPR RI Ma'ruf Cahyono, perwakilan DPR RI, Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad, pimpinan lembaga negara, jamaah dzikir Pimpinan Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf serta undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Zulkifli menyebut bahwa masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam, namun tetap dapat hidup harmonis dalam demokrasi nan indah. "Demokrasi dan Islam di Indonesia adalah wujud harmoni yang saling memberikan warna, tidak ada pertentangan di antaranya, melainkan keserasian dan keseimbangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujarnya.
Untuk itu, Zulkifli mengajak serta semua pihak untuk mengingat sekaligus merenungkan tujuan awal dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan begitu, dapat menjalankan amanah yang dititipkan rakyat dengan sebaik-baiknya.
Dalam kerangka inilah, lanjut dia, kegiatan MPR Berdzikir memiliki makna penting untuk menggugah kesadaran semua pihak. Pada hakikatnya, semua orang hidup memikul amanah dan tanggung jawab besar, baik sebagai individu, pemimpin, warga negara maupun sebagai satu kesatuan ummah dan bangsa.
"Saya berharap, kegiatan MPR Berdzikir ini dapat menjadi momentum bagi kita semua untuk mengingat sekaligus merenungkan tujuan kita berbangsa dan bernegara," ujarnya.