Thursday, 23 Syawwal 1445 / 02 May 2024

Thursday, 23 Syawwal 1445 / 02 May 2024

Ketika Petani Cabai dan Tomat Mengeluh di Hadapan Ketua MPR

Ahad 12 Jun 2016 18:41 WIB

Rep: Fuji EP, Eko Supriyadi/ Red: M.Iqbal

Sejumlah buruh tani memanen tomat, di daerah Cipanas, Garut, Selasa (24/5). (Republika/Edi Yusuf)

Sejumlah buruh tani memanen tomat, di daerah Cipanas, Garut, Selasa (24/5). (Republika/Edi Yusuf)

Foto: Republika/Edi Yusuf

REPUBLIKA.CO.ID, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia Zulkifli Hasan mengunjungi ratusan petani di Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Ahad (12/6). Saat dikunjungi Zulkifli, para petani mengeluhkan permasalahan yang sering mereka hadapi.

Seorang petani dari Desa Padaawas, Kecamatan Pasirwangi, Asep mengaku sedang mengolah lahan seluas 400 tombak yang ditanami cabai. Lahan tersebut milik orang lain. Untuk mengolahnya, Asep mengaku, membutuhkan dana sebesar kurang lebih Rp 50 juta.

"Sampai saat ini hasil bertaninya belum bisa diprediksi," ujar Asep kepada //Republika// di Garut, Ahad (12/6). Asep menjelaskan, jika harga cabai sedang bagus, keuntungan akan diperoleh.

Sementara, jika harga sedang jelek, bisa mengakibatkan usahanya gulung tikar. Dikatakan Asep, pupuk dan bibit yang didapatkan untuk bercocok tanam merupakan hasil berutang.

Menurut Asep, jika rugi, jangankan untuk membayar utang, membayar pekerja yang membantu menggarap lahan saja tidak bisa.

Harga cabai dari para petani di Pasirwangi Rp 6.000 per kg.

Namun, harga di pasar melambung tinggi hingga puluhan ribu per kg. "Kalau dari petani harganya gak lebih dari Rp 20 ribu per kg," kata Asep.

Selain dari Asep, Zulkifli juga menerima keluhan yang sama dari petani tomat bernama Entis. Menurut Entis, harga tomat hanya Rp 2.000 per kg.

Namun ketika tiba di pasar, harganhya melambung hingga bisa mencapai Rp 15 ribu per kg. "Akibatnya, banyak tomat busuk yang tidak terjual," katanya.

Mendengar keluhan para petani, Zulkifli mengaku kaget. Sebab, menurut Zulkifli, harga di tingkat konsumen begitu tinggi dan seharusnya petani sudah untung.

"Inilah kesenjangan harga itu yang merugikan petani," ujarnya. Menurut mantan menteri kehutanan ini menyebut pemerintah harus memotong rantai kesenjangan harga di pasar dan petani.

Harus ada tindakan nyata agar petani bisa sejahtera dan harga di konsumen juga sesuai. Zulkifli berharap, pemerintah mempermudah skema subsidi dan pembiayaan untuk petani.

Tujuannya agar Petani tidak lagi bekerja sama dengan tengkulak. Sehingga kesenjangan harga tidak terjadi lagi.

Zulkifli juga mengimbau, agar petani membuat kelompok-kelompok tani yang kuat agar bisa kompak menghadapi tengkulak. "Jangan lupa buat dalam bentuk koperasi atau badan hukum agar bisa menyerap subsidi pemerintah maupun menghadapi tengkulak," ujarnya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler