REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menggelar rangkaian acara memperingati hari kelahiran Pancasila yang jatuh setiap tanggal 1 Juni.
Peringatan yang dilakukan tiap tahun dianggap menjadi momen penting menanamkan nilai Pancasila yang semakin rentan tergerus zaman. Hal ini juga menjadi bagian sosialisasi empat pilar kebangsaan yang tengah digencarkan MPR sebagai lembaga tinggi negara.
Sekretaris Jenderal MPR, Ma’roef Cahyono mengatakan tantangan saat ini adalah melestarikan nilai Pancasila yang bukan hanya secara teori. Tapi diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
"Nah kita kan tidak ingin itu ada hanya dalam konsep tapi bagaimana nilai implementasinya dalam bentuk nyata dalam kehidupan kita," katanya dalam acara Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat yang menjadi rangkaian peringatan hari Pancasila di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Senin (30/5).
Pancasila bukan hanya sebatas sejarah. Pancasila terdiri atas lima sila memang mudah yang berkaitan dengan kehidupan.
Pancasila merupakan ideologi dan dasar negara agar nilai-nilai luhur bangsa dapat diaktualisasikan dan tecermin dalam perilaku setiap manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, bermoral, serta taat dan patuh terhadap aturan yang telah disepakati.
"Masyarakat diharap untuk terus menerus mengingat kembali refleksi kembali terhadap nilai luhur yang terkandung dalam pancasila," ujarnya.
Menurutnya, Pancasila merupakan bagian dari empat pilar kehidupan berbangsa yang wajib disosialisasikan kepada masyarakat. Di mana di dalamnya terkandung, empat pilar berbangsa bernegara yang terdiri dari pancasila sebagai landasan negara, UUD 1945 sebagai konstruksi negara, pengikat NKRI sebagai negara, dan Bhineka Tunggal Ika sebgai semboyan negara.
Selain bedah buku, MPR juga akan memggelar seminar sosialisasi empat pilar kebangsaan sebagai bagian dari acara peringatan Hari Pancasila. Puncak acara Peringatan Hari Pancasila akan diperingati pada 1 Juni. Presiden Joko Widodo akan memberikan sambutan sebagai puncak peringatan di Gedung Merdeka.
