REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Hidayat Nur Wahid menyambut positif keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk merayakan Idul Fitri 1436 hijriah di Nangroe Aceh Darussalam, Jumat (17/7) ini.

Pertama, politisi PKS ini menyebutkan, keputusan Presiden tersebut merupakan kabar gembira setidaknya bagi para staf di Istana Negara. Sebab, sepengetahuan dia, sepanjang mereka bekerja di Istana Negara, baru kali ini bisa Lebaran bersama keluarga di rumah.

"Yang paling utama, memang, ketika kemudian beliau berada (Lebaran) di Aceh, maka menegaskan kembali, Aceh adalah bagian dari Indonesia," ucap Hidayat Nur Wahid, di Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Hidayat menambahkan, kegembiraan merayakan Idul Fitri bersama dengan pemerintah sejatinya bukan hanya milik warga Jakarta, tapi juga warga negara Indonesia di daerah-daerah. Lantaran itu, Hidayat pun mengapresiasi rencana selanjutnya Presiden untuk Lebaran di luar Jakarta sepanjang menjabat sebagai RI-1.

"Saya kira, ini adalah sebuah cara untuk menyapa masyarakat secara langsung. Saya berharap, Pak Presiden juga semakin tahu bahwa ternyata umat Islam di Indonesia baik-baik saja," ujar dia.

Lebih lanjut, menurut Hidayat, keinginan Presiden itu bisa mengikis stigma buruk yang sementara kerap dilekatkan pada umat Islam. Misalnya, stigma sebagai radikalis atau bahkan teroris.

"Karena pada hakikatnya, Idul Fitri ini mengembalikan kepada fitrah kita sebagai umat Islam rahmatan lil alamin, fitrah kita sebagai bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat," kata dia.