Tuesday, 27 Zulqaidah 1445 / 04 June 2024

Tuesday, 27 Zulqaidah 1445 / 04 June 2024

Buktikan Negara Cinta Damai, Venezuela Minta Dukungan Indonesia

Kamis 09 Apr 2015 18:16 WIB

Red: Dwi Murdaningsih

Duta Besar Venezuela untuk Indonesia Darwin Tovar (kiri) bertemu dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (7/4). (foto : dok. MPR RI)

Duta Besar Venezuela untuk Indonesia Darwin Tovar (kiri) bertemu dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (7/4). (foto : dok. MPR RI)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dan Venevuela berkomitmen untuk meningkatkan hubungan diplomatis. Baru-baru ini, Duta Besar Venezuela untuk Indonesia, Darwin Tovar bersilaturahmi dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan.

Zulkifli berharap hubungan kedua negara yang telah berlangsung lama bisa ditingkatkan. Bukan hanya antar pemerintah namun juga antar parlemen.Indonesia juga mendukung perjuangan rakyat Venezuela tanpa intervensi negara lain.

Dalam kesempatan itu Zulkifli menyampaikan pesan bahwa Indonesia telah menjalankan proses demokrasi selama 17 tahun ini. Dalam masa ini Indonesia bisa mengembangkan proses demokrasi meski mayoritas warga Indonesia beragama Islam. Zulkifli membanggakan keberagaman di Indonesia. Meskipun berbeda-beda, namun masyarakat bisa hidup ebrdampingan secara damai.

 “Kami mengembangkan demokrasi dengan baik, hal demikian menunjukkan Indonesia berbeda dengan negara-negara Arab,” katanya.

Duta Besar Venezuela untuk Indonesia, Darwin Tovar mengapresiasi keinginan untuk meningkatkan hubungan kedua negara. Kedatangannya ke MPR juga bermaksud untuk memberikan surat dukungan dari berbagai pihak kepada Venezuela bahwa negara itu adalah negara yang cinta damai. Pasalnya,  Amerika Serikat menuduh Venezuela adalah negara yang suka melakukan kekerasan.

“Di sini kami akan menyerahkan dokumen dari banyak pihak yang menyatakan negara kami cinta damai,” ujarnya.

Hubungan Amerika Serikat dan Venezuela dari masa Presiden Hugo Chavez hingga Nicolas Maduro sepertinya belum reda dari ketegangan. Perbedaan ideologi dan kepentingan itulah yang menyebabkan kedua negara tak pernah akur.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler