Rabu 03 Jul 2013 01:44 WIB
Wisata Ruhani

Mengisi Liburan Sekolah dengan 'Wisata Pahala'

Sejumlah warga berziarah ke makam saudara mereka di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet, Jakarta, Ahad (17/7). Menjelang Ramdhan sejumlah TPU di Jakarta dan berbagai daerah lainnya mengalami peningkatan peziarah.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Sejumlah warga berziarah ke makam saudara mereka di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet, Jakarta, Ahad (17/7). Menjelang Ramdhan sejumlah TPU di Jakarta dan berbagai daerah lainnya mengalami peningkatan peziarah.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Chairul Akhmad

Liburan sekolah selalu identik dengan piknik atau berlibur ke sejumlah objek wisata sebagai salah satu upaya bersenang-senang setelah sekian lama disibukkan urusan sekolah maupun lingkungan kerja. Namun, ada pula beberapa institusi pendidikan yang mencoba kegiatan lain yang tidak kalah asyik dilakukan untuk mengisi hari-hari liburan mereka, yakni dengan berziarah ke beberapa makam wali (penyebar agama Islam) di Tanah Air.

Kesempatan tersebut juga menjadi ajang untuk memperkenalkan sejumlah benda cagar budaya yang merupakan peninggalan para wali serta adanya akulturasi antara budaya Hindu, Buddha, dan Islam.

“Berziarah juga tidak hanya sekadar menambah pengetahuan bagi anak melainkan mereka juga belajar memanfaatkan waktu senggang dengan kegiatan yang positif dan bisa mendapatkan pahala,” kata pengajar Madrasah Diniyah (MD) Miftahul Ulum Purwodadi, Jawa Tengah, Kumaidi, saat ditemui usai ziarah di makam Sunan Kudus, Selasa (2/7).

Dengan berziarah, kata Kumaidi, semua orang akan diingatkan soal kematian sehingga selalu dituntut untuk menjalankan tuntunan Islam melakukan kebaikan dan meninggalkan maksiat. Ziarah makam wali menjadi agenda tahunan di sekolahnya, terutama para bagi siswa yang sudah lulus, sekaligus “wisata pahala” pada saat musim liburan sekolah.

Ali, salah seorang siswa MD Miftahul Ulum Purwodadi, mengakui, baru pertama berkunjung ke makam Sunan Kudus. Dia berkesempatan melihat peninggalan Sunan Kudus, yakni Menara Kudus yang berdiri kokoh sejak ratusan tahun. “Saya juga sempat mendoakan Sunan Kudus, sekaligus untuk mendapatkan pahala serta berkah,” tuturnya.

Upaya memperkenalkan makam wali juga dilakukan oleh Pengelola Taman Pendidikan Alquran (TPQ) Mujawidil Qur'an Batealit, Kabupaten Jepara, dengan mengunjungi makam Sunan Kudus. Kepala TPQ Mujawidil Qur'an, Munawaroh, mengungkapkan, anak didiknya perlu diperkenalkan dengan beberapa makam wali, seperti makam Sunan Kudus maupun makam Sunan Muria.

Untuk itu, kata dia, memanfaatkan musim liburan sekolah, mereka diajak berziarah ke makam Sunan Kudus dan Sunan Muria. Jumlah siswa yang diajak berziarah ke makam Sunan Muria sebanyak 15 orang dengan didampingi orang tua masing-masing.

Pelajar yang memanfaatkan musim liburan sekolah dengan berziarah tidak hanya didominasi kalangan anak seusia TK hingga SD, tapi juga pelajar tingkat MTs dan SMA serta orang tua.

Oki Saifudin, salah satu siswa MTs kelas VIII, mengaku, sengaja menyempatkan diri berziarah ke makam Sunan Kudus bersama teman-temannya pada saat musim liburan sekolah. “Maklum, saya belum pernah berziarah ke makam Sunan Kudus meskipun di sekolah juga mendapatkan pengetahuan soal peran Wali Songo dalam penyebaran Islam,” ujarnya.

Selain berziarah ke makam Sunan Kudus, dia bersama teman-temannya juga menyempatkan diri berziarah ke makam Sunan Muria. Pada musim liburan sebelumnya, dia mengaku, tidak dimanfaatkan untuk aktivitas yang bisa mendatangkan pahala melainkan hanya sekadar berkunjung ke sejumlah objek wisata untuk bersenang-senang.

Peziarah melonjak

Lonjakan kunjungan di sejumlah objek wisata tidak hanya didominasi oleh objek wisata umum, objek wisata religi juga mengalami hal serupa. Salah satunya, tingkat kunjungan di objek makam Sunan Muria dan Menara Kudus yang bertepatan dengan musim liburan sekolah.

Juru Bicara Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus Deny Nur Hakim mengungkapkan, peziarah makam Sunan Muria selama Juni 2013 memang mengalami lonjakan dibanding dengan tingkat kunjungan pada Mei 2013. “Jumlah peziarah yang terdata selama Juni 2013 mencapai 86.564 orang yang berasal dari berbagai daerah di Tanah Air,” ujarnya.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, lanjut dia, setiap memasuki musim liburan memang terjadi lonjakan jumlah peziarah. Demikian halnya setiap menjelang bulan puasa. Untuk mengantisipasi lonjakan peziarah tersebut, pihak yayasan mengambil kebijakan dengan pola buka tutup pintu masuk ke lokasi makam. “Jika di dalam makam sudah penuh peziarah, tentunya pintu masuk ke kompleks makam akan ditutup sementara. Dan, peziarah lain diharapkan untuk bersabar menunggu,” kata Deny. n antara

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement