Selasa 18 Jun 2013 15:32 WIB

Jangan Sembarangan Pakai Bedak Bayi, Ini Bahayanya

Rep: Reiny Dwinanda/ Red: Endah Hapsari
bedak tabur
Foto: shaktiminerals.co.in
bedak tabur

REPUBLIKA.CO.ID, Cara pemakaian bedak yang salah, seperti menaburi bedak hampir di seluruh tubuh termasuk wajah hingga ke dekat mulut dan hidung, memang bisa merangsang gangguan pada sistem pernapasan bayi. ''Ada kemungkinan partikel bedak yang sangat halus tersebut terhisap masuk ke dalam sistem pernapasan bayi dan ini sangat berbahaya,'' ujar DR Sodung O Pardede, DSA, dari Bagian Kesehatan Anak FKUI.

Menurut Sodung, seringkali orang tua tidak mengerti mengapa anak mereka sering menderita batuk dan pilek dan susah diobati. ''Sangat bisa jadi itu hanyalah karena cara membedaki yang salah,'' tambahnya.

Di Amerika Serikat, para dokter bayi merekomendasikan 'perang' melawan produk bedak talek ini. Pasalnya, seperti dilaporkan sebuah situs kesehatan yang berbasis di sana, bedak ini terbukti beresiko menyebabkan gangguan paru-paru yang serius. Hal ini akan terjadi jika partikel bedak yang sangat halus itu terbawa sampai ke dalam paru-paru bayi.

Rangkaian risiko lain yang ditimbulkan oleh bedak bayi itu mulai dari reaksi inflamatori paru-paru sampai penyakit sejenis pneumonia yang berat. Saat ini memang tersedia jenis talek yang berbasis pada tepung jagung -- dianggap lebih aman -- tapi tetap tidak menutup kemungkinan resiko terhirup bayi.

Sebetulnya, bedak bayi sangat bermanfaat untuk menjaga kulit bayi tetap kering. Untuk bayi, kulit kering itu perlu, agar terhindar dari gangguan seperti biang keringat, atau peradangan akibat gesekan antar kulit.

Untuk menghindari risiko, maka yang perlu diingat adalah cara pemakaian bedaknya. Menurut Sodung, saat menuang bedak sebaiknya jangan terlalu dekat dengan bayi. ''Bisa saja partikel bedak terbang dan terhirup bayi,'' ujarnya.

Selain itu, jangan usapkan langsung bedak dengan kapas ke tubuh bayi. Penggunaan kapas hanya 'membantu' bedak untuk makin beterbangan. Sebaiknya, sebelum diusapkan ke tubuh bayi, tuangkan bedak itu ke tangan kita dulu. ''Setelah itu baru disampukan merata ke tubuh bayi,'' ujarnya.

Partikel bedak yang sangat halus tersebut bisa diibaratkan Sodung seperti debu yang mudah beterbangan. ''Sehingga bila terhisap bayi dan masuk ke dalam sistem pernapasannya bisa membuat bayi menjadi batuk dan pilek,'' ujarnya. Hal tersebut bisa terjadi bukan hanya pada bayi yang memang punya riwayat penyakit paru atau penyakit pernapasan lainnya tetapi juga pada bayi-bayi normal yang sebenarnya sehat.

Bagaimana memilih bedak bayi yang baik? Menurut Sodung, langkah yang terpenting adalah melihat tekstur bedak dan kecocokannya dengan kulit bayi. Menurutnya, tidak semua kulit bayi cocok dengan bedak-bedak talk bayi biasa. ''Bila habis dibedaki kulit bayi ternyata menjadi merah-merah dan gatal, sebaiknya penggunaan bedak tersebut dihentikan dan diganti dengan bedak lain yang cocok,'' ujarnya.

Jika orang tua tidak peka dan tetap memaksakan bedak yang 'ditolak' kulit bayi itu, maka akan tinbul alergi. Misalnya, kulit menjadi kemerahan atau seperti terbakar. Bisa juga gatal-gatal. ''Jika alergi tidak sembuh juga setelah diganti jenis bedaknya, sebaiknya segara di bawa ke dokter karena ada kemungkinan bayi tersebut memang memerlukan penanganan khusus,'' ujarnya.

Bedak yang baik, menurutnya, harus mengandung komponen yang cukup lembut bagi kulit bayi, teksturnya halus, dan mengandung bau yang tidak merangsang. Saat ini, banyak bedak bayi yang beredar di pasaran cukup aman bagi bayi. Meski begitu, tidak semua bayi bisa menggunakannya.

Ada beberapa jenis bayi yang tidak dapat memakai sembarang bedak. Bagi bayi yang memiliki kulit sensitif, masih menurut dokter Sodung, sebaiknya diberikan bedak yang merupakan bedak racikan dokter. ''Dokternya biasanya akan tahu kandungan apa yang diperlukan untuk jenis kulit bayi yang sensistif itu,'' ujarnya. Jadi, memilih bedak bayi tak sekadar asal wangi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement