Kamis 13 Jun 2013 11:11 WIB

Mengapa Perempuan Sering Susah BAB?

Rep: Reiny Dwinanda/ Red: Endah Hapsari
Sayur dan buah
Foto: cocoafit
Sayur dan buah

REPUBLIKA.CO.ID, Terkadang, orang tak memedulikan gangguan buang air besar yang dialami nya. Mereka mengira pola defekasinya masih normal. Padahal, mereka masih merasa tak puas meski setelah berlama-lama di toilet. Sebenarnya, kondisi itu menunjukkan terjadinya konstipasi. Di samping rasa tak tuntas, buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu juga ter masuk gejala konstipasi. “Kotoran semestinya ke luar setiap hari,” jelas dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH.

Ketika seseorang tidak buang air besar selama lebih dari dua hari, ia bisa dikategorikan memiliki si klus yang tidak normal. Sebab, makanan akan habis tercerna dalam enam jam. Setelah tujuh jam, lambung menjadi kosong dan proses pengeluaran sisa makanan pun segera berlangsung.

Di samping frekuensi, konstipasi juga bisa dilacak melalui pengamatan bentuk tinja. Bentuk yang menyerupai kotoran kambing, yakni bulat kecilkecil, tidaklah normal. “Idealnya, feses berbentuk memanjang seperti pisang,” ungkap Ari.

Faktanya, lebih banyak perempuan yang meng alami konstipasi. Keluhan utama mereka adalah ko toran yang keras dan susah dikeluarkan meski sudah mengejan. “Mereka merasa begah, kembung, cepat kenyang, sering sendawa, dan sakit di daerah ulu hati,” kata konsultan gastroenterologi dan hepatologi dari RS Cipto Mangunkusumo ini.

Perempuan menjadi rentan terkena konstipasi salah satunya karena faktor hormonal. Perilaku khas perempuan yang lebih gampang cemas atau gangguan psikis lain kerap memicu konstipasi. “Demikian pula de ngan ke cenderungan menahan buang air besar saat tak me nemukan toilet yang bersih dan nyaman,” papar Ari.

Di samping itu, aktivitas fisik yang kurang, depresi, atau riwayat pelecehan seksual juga dapat membuat orang tak lancar mengeluarkan kotorannya. Me reka yang asupan makanannya kurang dan minim serat termasuk rawan terkena konstipasi. “Obat-obatan tertentu serta penyakit neurologi maupun masalah mekanik saluran cerna pun bisa membuat orang merana karena konstipasi,” tutur Ari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement