Jumat 31 May 2013 11:06 WIB

Anak Hobi Jajan, Ini Pemicunya

Waspadai jajanan anak/ilustrasi
Foto: mediamrs.com
Waspadai jajanan anak/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Usia balita merupakan masa pesat tumbuh kembang anak. Tentunya, ia perlu nutrisi yang cukup sebagai bahan bakar beraktivitas, cadangan energi, serta gizi yang cukup untuk pertumbuhannya. Bagaimana cara jitu memenuhi kebutuhan tersebut?

Untuk menjawabnya, Ida Ruslita Amir SKM MKes terlebih dulu mengajak orangtua melihat besaran kalori yang diperlukan anak. Di usia 4-6 tahun, mereka memiliki kebutuhan harian 1.750 kalori dan 32 gram protein. "Sedangkan, di usia tujuh sampai sembilan tahun, mereka harus mendapat asupan 1.900 kalori dan 32 gram protein," ungkap Ida.

Ida memaparkan fondasi penting bagi kesehatan anak di masa depan ditentukan oleh asupan gizi di masa kecil. Idealnya, mereka makan tiga kali sehari dan mendapatkan camilan dua kali tiap harinya. 

Apa jadinya anak tanpa kudapan? Ida mengungkapkan saat waktu makan berikutnya belum tiba, kadar gula darah anak merosot secara alamiah. "Kondisi itu ditandai dengan timbulnya kantuk pada pukul 10 pagi, misalnya," jelas dia.

Persoalannya, untuk mendapatkan camilan, anak lebih suka jajan. Mereka sering disodori makanan yang belum terjamin nilai gizi. "Selama bertahun-tahun, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia memantau persentase makanan jajan anak SD yang dicampur zat berbahaya masih tinggi," ungkap Ida. 

Ida yang juga pengurus Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) ini mengajak orangtua menyediakan kudapan yang enak dan bervariasi. Snack untuk anak dapat disediakan orangtua tanpa harus merogoh kocek lebih dalam. Gunakanlah aneka ragam bahan pangan yang tersedia di sekitar. "Alangkah baiknya jika kudapan dibuat sendiri oleh orangtua di rumah," kata Ida.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement