Rabu 29 May 2013 21:14 WIB

Pasien Lebih Sering Meninggal Jika Operasi di Akhir Pekan

Rep: Nur Aini/ Red: Citra Listya Rini
Pasien di rumah sakit (ilustrasi).
Foto: Antara/Jafkhairi
Pasien di rumah sakit (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Studi di Inggris menemukan pasien yang dioperasi pada akhir pekan ternyata lebih sering meninggal. Tingkat kematian pasien operasi lebih rendah pada Senin dan terus meningkat hingga akhir pekan. 

Tingkat kematian pasien operasi 44 persen lebih tinggi jika dilakukan pada Jumat, dibandingkan pada Senin. Peneliti melihat data lebih dari empat juta prosedur operasi elektif yang dilakukan di rumah sakit di Inggris antara 2008-2011. Mereka menemukan risiko kematian lebih tinggi lagi jika operasi dilakukan pada akhir pekan.

Mereka menemukan 82 persen peningkatan risiko jika operasi dilakukan pada akhir pekan dibandingkan dengan Senin. Namun, mereka menemukan sebagian besar prosedur operasi elektif dilakukan selama hari kerja. 

Prosedur elektif adalah operasi bedah untuk memperbaiki kondisi yang tidak mengancam jiwa seperti pinggul atau lutut dan operasi katarak. 

Para penulis dari Imperial College London melihat  data mengenai pasien yang harus tinggal di rumah sakit semalam setelah operasi. Huffington menulis mereka menemukan 27.500 pasien meninggal dalam waktu 30 hari setelah operasi. 

Temuan ini mencerminkan perbedaan dalam kualitas perawatan pada akhir pekan. "Pada 48 jam pertama setelah operasi sering menjadi periode paling kritis dari perawatan pasien bedah," kata Ketua Peneliti, Paul Aylin.

Karena itu, jika pelayanan medis lebih rendah pada akhir pekan, maka tingkat kematian lebih tinggi. Tidak hanya untuk pasien yang dioperasi di akhir pekan, tetapi juga mereka yang dioperasi menjelang akhir pekan. 

"Kemungkinan perbedaan angka kematian tersebut karena kualitas perawatan kurang di akhir pekan seperti kurangnya ketersediaan staf, sumber daya, dan layanan diagnostik," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement