Selasa 28 May 2013 08:48 WIB
Perdamaian Palestina-Israel

Palestina-Israel Setuju Berunding

Menlu AS John Kerry
Foto: X02595
Menlu AS John Kerry

REPUBLIKA.CO.ID, YORDANIA - Masih ada kesempatan untuk mewujudkan perdamaian dengan Israel. Karena itu, Palestina setuju untuk segera duduk berunding dengan negara Yahudi tersebut.

Penegasan itu disampaikan Presiden Palestina Mahmud Abbas ketika berbicara di Forum Ekonomi Dunia mengenai Timur Tengah dan Afrika yang berlangsung di King Hussein Convention Center, kawasan Laut Mati, Yordania, Senin (26/5). “Sudah cukup konflik yang membuat kaum muda Palestina mulai kehilangan kepercayaan akan adanya solusi damai bagi dua negara ini,” ujar Abbas.

Meski setuju berunding, Abbas tetap keras menentang pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat. Ia yakin, salah satu hal yang membuat pemuda Palestina kehilangan kepercayaan adalah tindakan Israel yang terus-menerus memperluas permukiman Yahudi di Tepi Barat. Belum lagi, aksi militer Israel yang sering menangkap dan menahan warga Palestina.

Karena itu, dalam pidatonya Abbas mendesak Israel segera membebaskan tahanan Palestina, mengosongkan permukiman Yahudi, menghilangkan tembok pemisah di Tepi Barat Sungai Yordan, serta mengakhiri pendudukan atas wilayah Palestina. “Inilah yang akan mewujudkan perdamaian dan menjamin keamanan bagi kami dan kalian (Israel).”

Menurut Abbas, selama ini Israel selalu menunda-nunda dan menghindar untuk mewujudkan perdamaian. “Namun, kami masih menginginkan perdamaian yang adil dan menyeluruh sejalan dengan road map perdamaian Israel-Palestina dan Gagasan Perdamaian Arab,” kata Abbas.

Pembicaraan damai Palestina-Israel menumbuk jalan buntu sejak 2010. Penyebabnya tak lain aksi Israel yang terus-menerus membangun permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Sedangkan, Palestina menginginkan dua wilayah tersebut sebagai wilayah mereka.

Presiden Israel Shimon Peres yang hadir dalam forum itu juga setuju untuk segera melanjutkan perundingan damai dengan Palestina. Seperti dikutip kantor berita AP, peraih nobel perdamaian ini menyeru pemimpin Palestina dan Israel untuk segera mengatasi perbedaan dan kembali ke meja perundingan.

“Kita tak seharusnya kehilangan kesempatan ini,” ujarnya.  Mengenai solusi perdamaian, ia melanjutkan, harus didasarkan pada solusi dua negara, yaitu Palestina dan Israel.

Bantuan ekonomi

Di forum yang sama, Amerika Serikat (AS) mengungkapkan rencananya untuk mengucurkan bantuan ekonomi senilai empat miliar dolar AS (sekira Rp 3,9 triliun) kepada Palestina, khususnya Tepi Barat. AS berharap bantuan ini bisa mendorong kemajuan ekonomi serta perdamaian di Palestina

Seperti dikatakan Menlu AS John Kerry, bantuan sebesar itu bisa mengurangi pengangguran yang kini bertengger di angka 21 persen menjadi delapan persen. Upah pekerja pun bisa melonjak hingga 40 persen.

“Ini adalah rencana bagi perekonomian Palestina yang lebih besar, berani, dan ambisius,” ujar Kerry. Ia yakin, bantuan ekonomi tersebut bisa mendorong investasi di bidang pariwisata, konstruksi, manufaktur, energi, dan komunikasi. Hanya saja, Kerry menjelaskan dari mana sumber dana bantuan sebesar itu.

Bantuan ini juga tak diberikan secara cuma-cuma. Kerry menyatakan, bantuan tersebut tergantung dari kemajuan pembicaraan damai Palestina Israel. Karena itu, ia meminta kesungguhan dua pemimpin Palestina dan Israel untuk kembali ke meja perundingan. Selama ini, kata Kerry, mereka menyatakan mendukung perdamaian, tapi nyatanya perundingan damai tak kunjung berlanjut. “Negosiasi tak akan pernah selesai jika kalian tak mau bernegosiasi,” kata Kerry. n ichsan emrald alamsyah ed: wachidah handasah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement