Senin 06 May 2013 12:15 WIB

Cangkok Sel pada Otak Bisa Menenangkan Kejang Epilepsi

otak manusia
Foto: antara
otak manusia

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penyakit epilepsi atau ayan yang tidak bisa disembuhkan dengan mengonsumsi obat mungkin sekarang bisa dihadang melalui pencangkokan sejenis sel ke dalam otak.

Metode terbaru itu diungkap peneliti dari Amerika Serikat yang disiarkan secara daring di Jurnal Alam Ilmu Syaraf, Ahad (5/5).

Penelitian yang baru pertama kali dilakukan itu dilaporkan dapat menghentikan kejang-kejang (ayan) pada tikus dewasa, sebagai percobaan untuk manusia sehingga menimbulkan harapan untuk perawatan bagi penderita penyakit tersebut.

Obat-obatan anti-epilepsi dan perawatan yang lain selama ini hanya bisa mengurangi dua pertiga kejang yang dialami penderita sedangkan sisa sepertiganya tidak akan bisa dikalahkan oleh obat dan terapi apa pun.

Pasien yang makan obat juga menghadapi dampak sampingan dari obat-obatan itu.

Para peneliti dari Universitas California di San Fransisco mencangkokkan sel baru penghambat urat syaraf yang disebut Medial Eminensia Ganglionik kedalam "hipokampus" di dalam otak tikus dewasa penderita ayan.

Mereka menemukan bahwa perawatan itu dapat menghilangkan separuh dari kejang-kejang yang terjadi dan secara berangsur mengurangi sisanya.

Selain mengurangi kejang-kejang, perawatan itu membuat tikus percobaan berkurang kegelisahannya dan juga sedikit reda kejangnya.

Analisis dari otak tikus menunjukkan bahwa sel baru itu bisa sepenuhnya menyatu dengan bagian tempat pencangkokan.

Para peneliti mengatakan bahwa mereka sudah mencoba menggunakan jenis sel lain untuk dicangkokkan pada hewan pengerat percobaan tetapi gagal menghentikan kejang-kejang.

"Hasil penelitian ini mendorong kami untuk melangkah maju untuk menggunakan penghambat syaraf dengan pencangkokan sel pada orang dewasa penderita epilepsi," kata kepala penelitian Scott C.Baraban.

"Prosedur ini menawarkan kemungkinan mengendalikan kejang dan menyelamatkan defisit kognitif pada pasien."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement