Senin 29 Apr 2013 08:11 WIB
Peredaran Narkoba

Medan Jadi Pintu Narkoba dari Malaysia

  Unit Narkoba Polsek Johar Baru Polres Jakarta Pusat menggelar barang bukti penangkapan narkotika jenis ganja di halaman Makopolsek Johar Baru, Jakarta Pusat, Rabu (13/3). (Republika/Adhi Wicaksono)
Unit Narkoba Polsek Johar Baru Polres Jakarta Pusat menggelar barang bukti penangkapan narkotika jenis ganja di halaman Makopolsek Johar Baru, Jakarta Pusat, Rabu (13/3). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN — Gerakan Antinarkoba (Granat) mendeteksi Kota Medan telah menjadi pintu masuk peredaran sabu dari Malaysia. Banyak barang haram narkoba itu dikirim dari Malaysia menuju Indonesia dengan terlebih dahulu transit di Medan. 

Atas temuannya itu, Ketua Granat Sumatra Utara Hamdani Harahap meminta polisi agar lebih ketat mengawasi pintu perbatasan Kota Medan. “Para sindikat dan pengedar narkoba dari luar negeri itu harus dapat dicegah sehingga Kota Medan ini tidak lagi dijadikan sebagai daerah transit barang haram tersebut,” kata Hamdani di Medan, Ahad (28/4).

Kerja keras kepolisian dan instansi terkait lainnya, menurut dia, sangat diperlukan dalam memberantas peredaran narkoba di wilayah Sumatra Utara (Sumut). Dengan diberantasnya narkoba SumUT, dia yakin polisi akan mampu memutus simpul peredaran narkoba di Indonesia.

 

“Selama ini, Kota Medan sering dijadikan sindikat narkoba dari Malaysia sebagai tempat yang paling aman menyimpan barang haram. Selanjutnya, diedarkan ke Pulau Jawa, Bali, dan daerah lainnya di tanah air,” ujarnya.

Hamdani mengatakan biasanya narkoba berupa sabu tersebut diselundupkan melalui Pelabuhan Teluk Nibung, Tanjung Balai, dengan menggunakan kapal feri. Tidak sedikit pula narkoba yang diselundupkan via udara melalui Bandara Polonia Medan.

Modus via udara itu ada yang berhasil digagalkan aparat. Namun, tak sedikit yang berhasil lolos. Banyaknya narkoba yang lolos masuk ke Medan bisa dilihat dari hasil pengungkapan kasus narkoba yang semakin hari jumlahnya semakin banyak di Medan. “Meskipun, petugas banyak yang telah mengamankan barang narkoba berupa sabu dan pil ekstasi di Medan. Namun, barang narkoba itu tetap saja banyak masuk dari Malaysia,” kata Hamdani.

Oleh karena itu, petugas kepolisian diharapkan lebih ketat lagi melakukan pengawasan terhadap jaringan pengedar narkoba tersebut. Sejumlah daerah atau tempat-tempat yang dianggap rawan penyeludupan narkoba harus dijaga sehingga tidak lolos.

“Polisi juga dapat bekerja sama dengan masyarakat untuk mengungkap bandar maupun agen narkoba yang ada di Kota Medan. Ini merupakan tugas kepolisian yang cukup berat yang dipercayakan bangsa dan negara untuk menuntaskan peredaran narkoba tersebut,” katanya.

Maraknya peredaran sabu di Medan terbukti dengan banyaknya kasus yang diungkap kepolisian di Medan. Pekan lalu Tim Direktorat IV Narkotika Bareskrim Polri mengamankan sembilan kilogram sabu di salah satu hotel bintang lima dan sebuah kompleks perumahan di Medan, Selasa (23/4).

Selain itu, pihak berwajib mengamankan barang bukti lain, yakni 10.021 butir pil ekstasi, 6.785 butir pil happy five, dan 250 gram serbuk ekstasi.

Saat dilakukan penangkapan terhadap pengedar narkoba berinitial RPK, pelaku sempat menyerang petugas dengan pisau sangkur. Pelaku yang memiliki kaitan dengan warga Malaysia itu akhirnya ditembak hingga tewas.

Seorang tersangka lain bernama KK berhasil dibawa petugas untuk menggerebek lokasi bandar narkoba di kompleks Perumahan Bumi Hijau Regency Medan. Namun, di tempat itu KK berupaya melarikan diri sehingga tewas ditembak.

Di sisi lain, Badan Narkotika Nasional (BNN) mengendus modus peredaran narkoba di pintu masuk Indonesia, seperti Medan, kerap melibatkan TKI. Kepala BNN Anang Iskandar mengatakan bahwa TKI rawan dimanfaatkan sindikat narkoba untuk membawa barang terlarang itu ke dalam negeri. Anang mengimbau TKI agar berhati-hati. “Berhati-hati terhadap orang yang menitipkan koper,” kata dia.

Sindikat narkoba diindikasikan memanfaatkan TKI dengan menitipkan koper berisi barang terlarang dengan menjanjikan upah besar.

Selain Medan, BNN mendeteksi Kota Batam sebagai pintu masuk penyelundupan narkoba dari luar negeri. Lokasi Batam yang strategis, dekat dengan beberapa negara tetangga, menyebabkan daerah itu menjadi pintu masuk utama barang haram tersebut. “Di Batam banyak pelabuhan tradisional yang menjadi pintu,” kata Anang.n antara ed: abdullah sammy

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement