Kamis 18 Apr 2013 08:45 WIB
Ujian Nasional

Pencetakan Soal UN Dialihkan

Petugas tengah mengawasi pengiriman soal Ujian Nasional (UN).
Foto: Republika/Imam Budi Utomo
Petugas tengah mengawasi pengiriman soal Ujian Nasional (UN).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah tidak ingin kejadian Ujian Nasional (UN) 2013 untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat terulang pada penyelenggaraan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada 22-25 April mendatang. Untuk UN tingkat SMP/sederajat, pemerintah melimpahkan sebagian besar pekerjaan PT Ghalia Indonesia Printing kepada tiga perusahaan lain.

“Untuk menghindari jangan sampai terjadi seperti SMA ini maka kami ambil alih. Dia tidak sepenuhnya mengerjakan naskah SMP,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh, Rabu (17/4). Kemdikbud membagi pengadaan dan distribusi naskah soal dan jawaban UN untuk SMA, SMP, dan Sekolah Dasar (SD) menjadi enam paket.

PT Ghalia merupakan pemenang lelang pengadaan dan distribusi bahan UN untuk 11 provinsi di Indonesia bagian tengah. Namun, PT Ghalia gagal menyelesaikan pengiriman naskah soal dan jawaban untuk SMA tepat waktu, sehingga pelaksanaan UN di 11 provinsi terpaksa ditunda dari Senin (15/4) menjadi Kamis (18/4).

Untuk ujian SMP, Mendikbud menyatakan, PT Ghalia hanya mengerjakan kebutuhan untuk satu provinsi, yaitu Bali. Sepuluh provinsi lainnya diserahkan kepada tiga perusahaan. Nuh mengatakan, syarat perusahaan yang mendapat pekerjaan ini adalah menjadi pemenang tender untuk paket lain. “Kalau diserahkan ke dia (PT Ghalia) sama lagi, enggak akan selesai," kata dia.

 

Namun, Nuh tidak menyebutkan perusahaan yang diserahi tanggung jawab tersebut. Lima perusahaan lain yang memenangi tender, yaitu PT Pura Barutama, PT Balebat Dedikasi Prima, PT Jasuindo Tiga Perkasa, PT Karsa Wira Utama, dan PT Temprina Media Grafika.

Nuh menegaskan, pelimpahan sebagian besar pekerjaan Ghalia ini tidak menyalahi prosedur. Dia juga sudah meminta Inspektur Jenderal Kemdiknas Haryono Umar untuk memberikan pandangan terkait kebijakan itu. Dalam kondisi tertentu, dia menyatakan, pelimpahan bisa dilakukan asal sesuai dengan mekanisme, yaitu perusahaan yang ditunjuk memiliki kewenangan untuk mencetak naskah.

Dengan pelimpahan ini, Nuh pun optimistis penyelenggaraan ujian untuk SMP/sederajat tidak akan bermasalah. Menurut dia, ketiga percetakan itu sudah melakukan proses pengepakan bahan ujian dan siap didistribusikan, terutama di daerah terpencil. “Jadi, UN SMP tetap 22 April 2013,” kata dia.

Provinsi Bengkulu bahkan sudah melaporkan dokumen soal ujian SMP sudah tiba sejak Selasa (16/4). Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bengkulu Syafruddin mengatakan, naskah soal dan lembar jawaban itu akan disimpan hingga pelaksanaan ujian. Distribusi soal akan dimulai pada Jumat (19/4) untuk sekolah terjauh, yakni Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Selatan dan Kaur. Tujuh daerah sisanya didistribusikan pada Sabtu (20/4).

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah meminta Kemdikbud agar pelaksanaan UN tingkat SMP dapat berlangsung baik dan tidak terjadi keterlambatan pengiriman sebagian soal seperti pada UN tingkat SMA. “Jangan sampai UN untuk tingkat SMP ada yang terlambat lagi. Semua dicek kesiapannya sejak sekarang," kata dia, melalui akun twitter @SBYudhoyono.

Presiden juga memerintahkan dilakukannya pemeriksaan atas adanya percetakan yang terlambat menyelesaikan pengadaan logistik UN. Kemdikbud pun sudah membentuk tim investigasi. Hingga saat ini, Nuh menuturkan, proses investigasi masih berjalan. Tiga hal yang menjadi fokus investigasi, yaitu lelang, panitia pelaksana, dan percetakan.

Menurut Nuh, PT Ghalia sebenarnya memiliki peralatan, seperti mesin percetakan, yang memenuhi standar. Hanya, manajemen perusahaan yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat, itu sangat lemah ketika melakukan pencetakan dan pengepakan. n esthi maharani/fenny melisa/antara ed: ratna puspita

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement