Senin 15 Apr 2013 08:22 WIB
Pendaratan Darurat Lion Air

Penyelidikan Lion Air Terhambat Evakuasi

Sejumlah petugas gabungan melakukan evakuasi barang dan penumpang pesawat Lion Air yang tergelincir ke laut setelah berusaha mendarat di Bandara Ngurah Rai Denpasar, Bali, Sabtu (13/4/2013)
Foto: ANTARA/HO-BASARNAS
Sejumlah petugas gabungan melakukan evakuasi barang dan penumpang pesawat Lion Air yang tergelincir ke laut setelah berusaha mendarat di Bandara Ngurah Rai Denpasar, Bali, Sabtu (13/4/2013)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pesawat Lion Air Boeing 737-800 belum berhasil dievakuasi hingga Ahad (14/4) malam. Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pun kesulitan melakukan penyelidikan karena Cockpit Voice Recorder (CVR) belum berhasil diangkat dari badan pesawat.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Harry Bakti menyatakan, tim investigasi tengah mengumpulkan data, termasuk mencari CVR yang saat ini masih berada di bagian ekor pesawat. “Untuk mengambil CVR di ekor pesawat, kami akan coba dengan penyelaman,” kata dia, Ahad (14/4).

Pengambilan data percakapan di dalam ruang kokpit rencananya dilakukan pada Ahad. Kotak hitam itu untuk melengkapi satu data lain yang telah ditemukan sebelumnya, yakni Flight Data Recorder (FDR) untuk kepentingan penyelidikan.

CVR merupakan bagian dari black box atau kotak hitam yang berisi percakapan di dalam kokpit pesawat. FDR yang juga bagian dari kotak hitam berisi data-data penerbangan, seperti ketinggian, suhu, cuaca, dan tekanan udara saat penerbangan.

Tapi, Juru Bicara Kementerian Perhubungan Bambang Ervan mengatakan, CVR belum berhasil diangkat dari bangkai pesawat hingga Ahad malam. Dia menjelaskan, posisi kotak hitam berada di badan pesawat yang tergenang air sehingga penyelam kesulitan menggapainya.

Karena itu, pencarian kotak hitam akan dilakukan setelah pesawat diangkat ke daratan. “Kalau dipaksakan, salah-salah penyelamnya malah akan terjepit bangkai. Jadi, harus diangkat dulu ke darat,” kata Bambang.

Bambang mengatakan, pengangkatan bangkai pesawat kemungkinan dilakukan pada Senin (15/4). Tapi, ada berbagai kendala untuk memindahkan pesawat dari dalam laut. Penarikan burung besi itu dari air ke daratan bukanlah pekerjaan mudah.

Karena itu, pengangkutan langsung dari laut ke daratan bukan satu-satunya opsi. “Nanti, saat diangkut, bangkai bisa dipotong-potong dulu atau langsung angkut, tergantung tingkat kesulitannya seperti apa,” ujar Bambang.

Harry mengatakan, karena pesawat berada di air yang cukup dalam, evakuasi akan dilakukan dengan cara menariknya ke air yang lebih dangkal. Kemudian, pesawat dipindahkan ke sebelah utara runway 09 agar evakuasi menjadi lebih mudah.

Untuk mengamankan pesawat agar tidak hanyut terbawa arus laut, badan pesawat diikat dengan tali berukuran besar. Pesawat diikat di bagian jendela kabin dan ujung tali lainnya diikat di bebatuan yang ada di pantai.

Lion Air yang membawa 101 penumpang dan tujuh awak itu mendarat di laut, tak jauh dari Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Tidak ada korban jiwa, namun 45 penumpang mengalami luka-luka ringan dan harus dilarikan ke lima rumah sakit setempat.

Sampai saat ini, belum jelas penyebab dari jatuhnya pesawat yang terbang dari Bandung menuju Bali tersebut. Penyelidikan kecelakaan tidak hanya berdasarkan pemeriksaan CVR dan FDR, tapi juga awak pesawat.

Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah melakukan pemeriksaan darah pilot M Ghazali dan Chirag Carla untuk mengetahui adanya penggunaan narkotik. Hasilnya negatif. “Tetapi, kami tetap akan mendalaminya, termasuk melakukan pemeriksaan lanjutan,” kata Ketua KNKT Masruri. Untuk lebih memastikan, keduanya akan menjalani pemeriksaan berikutnya, yakni uji helai rambut.

Masruri menambahkan, KNKT juga segera meminta keterangan dari Ghazali dan Chirag terkait insiden itu setelah trauma yang dialami keduanya reda. Sebab, ini merupakan insiden pertama yang dialami Ghazali.

Untuk memudahkan pemeriksaan, Kemenhub menonaktifkan Ghazali dan Chirag Carla selama dua pekan mendatang. Keduanya tidak diperkenankan mengemudikan pesawat terbang. “Termasuk, awak pesawat lainnya yang ada di dalam armada ini juga dibebastugaskan untuk sementara,” ujar dia.

Harry mengatakan, pembebastugasan sementara kepada pilot dan awak pesawat ini dilakukan demi kepentingan investigasi yang sedang dilakukan. “Ini agar pemeriksaan kepada mereka berjalan lebih terfokus,” kata dia.

Kemenhub juga berencana memberikan pelatihan kepada para awak kapal tersebut. Harry menyebutkan, pelatihan terkait semua hal yang berhubungan dengan penerbangan, khususnya kala pesawat menghadapi mara bahaya.

Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengatakan, kemungkinan pesawat gagal mencapai landas pacu dan jatuh ke laut. Namun, dia enggan menyimpulkan mengenai kemungkinan penyebab terjatuhnya pesawat itu. “Penyebabnya baru sah diketahui dari pemeriksaan KNKT,” kata dia. n ahmad baraas/c60/antara ed: ratna puspita

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement