Rabu 13 Feb 2013 12:28 WIB

Guru-guru DKI Siapkan Modul Ajar Pencegahan Rokok

Rep: ilhami rizqi asyha/ Red: Taufik Rachman
Guru mengajar/Ilustrasi
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Guru mengajar/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Guru-guru PKN dan Penjaskes di beberapa sekolah di DKI Jakarta mengikuti workshop yang diselenggarakan oleh Youth Smoking Prevention Program di Universitas Trisakti. Workshop yang diselenggarakan Rabu (13/2) ini membahas penyusunan bahan ajaran bahaya merokok dalam bentuk modul.

Dengan dasar makin banyaknya perokok aktif di kalangan pelajar, guru-guru yang merupakan guru PKN dan Penjaskes dari sekolah yang memiliki tingkat pelajar perokoknya tertinggi se-DKI ini, akan mengumpulkan ide-ide untuk menjadi bahan modul bagaimana cara menanamkan bahaya merokok untuk siswa, terutama mapel PKN dan Penjaskes.

Ahmad Bahri, program officer acara ini menyebutkan, acara ini dibuat bagi guru-guru SMP dan SMA se-DKI yang menjadi target program sosialisasi bahaya merokok karena tingkat siswa perokok di sekolah tersebut tertinggi se-Jakarta.

"Ada 30 orang yang hadir, semua dipilih dari sekolah yang siswanya paling banyak merokok dan nantinya para guru ini akan membuat modul bahan ajar pencegahan merokok pada materi PKn, dan bahayanya untuk kesehatan di mapel Penjaskes," kata Bahri. Modulnya sendiri nantinya akan dibagikan ke seluruh SMP dan SMA/SMK di Jakarta.

Pembicara untuk workshop ini merupakan petinggi di institusi Pendidikan dan Kesehatan seperti, Dr.dr.Iskandar Irwan Hukom Sekjen Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) dan Listri Listyarti.Msg (Sekjen FSGI). Materi yang disampaikan sendiri berupa memasukkan materi bahaya merokok dalam mapel PKn dan Penjaskes dan cara penerapannya.

Acara ini merupakan yang kedua-kalinya setelah yang pertama diselenggarakan Desember lalu. Workshop yang pertama membahas mengenai bahaya merokok di kalangan pelajar. Hasil acara tersebut memberikan kesimpulan agar disisipkannya materi tersebut di mapel yang berkaitan. Dan pada workshop yang kedua ini akan disusun modul bahan ajarannya.

Ahmad Bahri sendiri menerangkan program ini merupakan program jangka panjang yang bersifat memberikan edukasi pencegahan maraknya rokok di lingkungan sekolah. "Program ini tidak akan berhenti disini, nanti setiap enam bulan kami akan melakukan penelitian kembali sebagai tindakan monitoring apakah program ini ada hasilnya atau tidak," ujar Bahri.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement