Rabu 30 Jan 2013 15:29 WIB

Pendidikan Antinarkoba Akan Jadi Ekstrakurikuler

Rep: yulianingsih/ Red: Taufik Rachman
Mendiknas Muhammad Nuh
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Mendiknas Muhammad Nuh

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nuh mengatakan, untuk memerangi peredaran narkoba di Indonesia, maka kurikulum 2013 memuat adanya ektrakurikuler pendidikan anti narkoba. Meski masuk ektrakurikuler namun materi

untuk pendidikan anti narkoba ini disusun dengan melibatkan Badan Nasional Anti Narkoba (BNN). "Kita akan jauhi narkoba sejauh-jauhnya. Kita kerjasama dengan BNN karena lembaga ini yang berkompeten di bidang ini," terang M Nuh di Yogyakarta.

Mendiknas memberikan ceramah tentang kurikulum 2013 pada pembukaan pendidikan dan pelatihan peningkatan kompetensi guru Muhammadiyah yang digelar Majelis Pendidikan dasar dan menengah (Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah istimewa Yogyakarta (DIY). Acara berlangsung di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rabu (30/1).

Kegiatan ini diikuti sekitar 4.000 guru dan kepala sekolah perguruan Muhammadiyah se-DIY dan Jawa Tengah. Pelatihan sendiri akan berlangsung selama lima hari hingga 3 Februari 2013 mendatang.

Menurut Nuh, pendidikan anti narkoba merupakan salah satu upaya menjauhkan anak-anak dari bahaya narkoba. Diakuinya, kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang bagus, meski tidak sempurna namun kurikulum tersebut telah mengadopsi dan memperbaiki kurikulum sebelumnya.

Melalui kurikulum 2013 tersebut, peran pemerintah di dunia jauh lebih besar. Meski saat ini pihaknya tengah menyiapkan landasan untuk penerapan kurikulum tersebut, namun pihaknya optimis kurikulum itu bisa dijalankan pada tahun ajaran 2013/2014 mendatang. Saat ini, pihaknya tengah melakukan pengumuman terkait persiapan penerapan kurikulum tersebut ke berbagai pihak terutama kepala sekolah, penyelenggara pendidikan dan guru.

Setelah itu, pihaknya akan melakukan sosialisasi secara menyeluruh terkait kurikulum baru itu. Sosialisasi ini akan diikuti dengan pelatihan intensif terhadap para guru dan penyelenggara pendidikan. Pelatihan sendiri akan dilakukan sekitar 52 jam atau 3-4 hari untuk setiap angkatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement